Ilustrasi poligami. (FOTO: ISTIMEWA)

"Enggak ada (hubungannya dengan penanggulangan penyakit) sama sekali. Jadi, poligami pada akhirnya sama dengan perkawinan lah. Kalau di masa lalu perkawinan itu kan soal strategi untuk mengakumulasi kekuasaan ya," ujar Tito.

Terkait pernyataan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum, tutur Tito, ada tiga aspek yang perlu dikritisi. Pertama terkait gender, kedua kesehatan, dan ketiga, komunikasi politik. Terkait gender, pernyataan Uu jadi masalah karena seakan memberi kesan poligami menjadi solusi untuk dapat mengontrol nafsu seksual suami agar tak main serong. 

Padahal, tutur Tito, yang terpenting adalah membuat para laki-laki atau suami mengerti tanggung jawabnya dan mendisiplinkan diri dalam berhubungan seksual. Aspek kesehatan, dalam upaya menanggulangi HIV-AIDS, seharusnya dunia medis mengedepankan sebagai solusi dibanding memberi anjuran untuk melakukan poligami.

"Kalau kita kesampingkan aspek gender, religi dan agama kan sebenarnya salah satu solusinya kan sederhana ya. Yaitu, menggunakan kontrasepsi. Problemnya, kemudian adalah ketika penggunaaan kontrasepsi ini dianggap lebih atau sekunder dibandingkan poligami," tutur Tito.

Tito juga mempersoalkan komunikasi politik Uu Ruzhanul Ulum yang dinilai kurang peka terhadap kaum perempuan. Dampaknya, sepak terjang Uu sebagai seorang politisi ke depan kemungkinan bakal bermasalah.


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network