Produksi kopi Gununghalu KBB sudah diakui oleh pasar luar negeri, sehingga banyak tengkulak memburu komoditas itu. (Foto: iNews.id/Adi Haryanto)

Misalnya, mereka akan kesulitan mendapat bibit dan pupuk dengan harga terjangkau. Sehingga bisa saja pada panen kopi dimusim berikutnya hasil kopi jadi tidak maksimal dan proses produksi menjadi lebih mahal. Sedangkan tengkulak pasti tidak mau tahu kendala yang dihadapi para petani. 

"Ya dalam jangka panjang jadi merugikan petani karena mereka merasa untung menjual harga tinggi, padahal rugi karena kesulitan mendapat bibit dan pupuk," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, sebagai petani sekaligus prosesor biji kopi, Rani dengan 60 petani yang tergabung dalam koperasi Halu Farm mencoba menyajikan kualitas kopi Gununghalu dengan cita rasa dan aroma yang khas. Alhasil permintaan pasar dari timur tengah dan Amerika juga cukup tinggi. 

"Untuk panen tahun ini kita akan memenuhi permintaan ekspor ke Middle East sebanyak 19 ton kopi green bean. Berikutnya baru menggarap pasar Amerika," ucapnya. 


Editor : Asep Supiandi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network