GARUT, iNews.id - Kegigihan Restu Ahsani menekuni desain busana dan menjahit yang kini menjadi profesinya membuahkan kesuksesan. Lewat media sosial (medsos), karya-karya perempuan cantik asal Desa Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut itu sudah terbang ke Arab dan Amerika.
"Costumer (pelanggan) dari luar negeri ini adalah orang Indonesia yang kebetulan tinggal di sana. Sebagian besar mereka minta dibuatkan gaun untuk acara pernikahan," kata Restu Ahsani, Sabtu (29/7/2023).
Restu Ahsani memulai bisnis tata busana secara online dengan nama Rere Jahit Online sejak 8 tahun lalu. Perempuan yang akrab disapa Rere ini mengisahkan costumer asal Malaysia adalah pelanggan pertama dari luar negeri.
"Saat itu saya masih menggunakan mesin jahit manual. Karena mekanismenya cukup rumit, pengerjaan pun jadi lama. Apalagi saat itu saya menggarap baju dari bahan satin. Jadi harus ekstra pelan-pelan sedangkan saya dikejar waktu oleh costumer," ujar Rere.
Bahkan Restu Ahsani mengaku sempat mendapat cibiran karena usahanya membuat baju masih menggunakan mesin jahit jadul. Padahal pelanggan berasal dari luar negeri. Namun seiring bisnisnya yang terus berkembang, wanita berusia 34 tahun itu pun mulai memilih menggunakan mesin jahit listrik agar lebih efisien dan praktis.
"Walaupun sudah tidak menggunakan mesin jahit manual, saya masih menyimpan mesin jahit itu sebagai kenang-kenangan yang menjadi saksi perjalanan saya dari awal merintis usaha," tutur dia.
Kemahiran Restu Ahsani membuat sketsa gaun pernikahan, baju-baju pesta serta menjahit rupanya tidak lepas dari latar belakang keluarga sang Ayah yang memang menekuni bidang tata busana. Sejak kecil, ibu tiga anak ini sudah hobi menggambar pola baju dan belajar mengoperasikan mesin jahit.
"Kakek, ayah dan paman saya memang pekerjaannya di bidang jahit. Mereka biasa membuat pakaian laki-laki. Jadi pemandangan sehari-hari saya gak asing dari aktivitas menjahit," ucap Rere.
Di sela hobi membuat desain baju dan menjahit, ketika memasuki bangku kuliah wanita kelahiran 18 Maret 1989 tersebut justru mengambil pendidikan jurusan kebidanan sesuai keinginan orang tuanya.
Kendati bidang pendidikan berbeda dengan minat yang disukainya, Rere Ahsani tetap konsisten pada dunia tata busana. Ia bahkan sering membuat pakaian untuk dipakai sendiri.
"Teman-teman saya sudah hafal banget kalau saya ini suka tampil beda. Karena saya senang menggambar dan menjahit, saya bikin baju sendiri untuk dipakai," ucap dia.
Selepas lulus kuliah pada 2010, Rere Ahsani mengisahkan jika ia kesulitan mencari pekerjaan. Sambil menunggu panggilan kerja, ia kemudian mengambil kesibukan dengan mengikuti kursus menjahit.
Tidak kunjung mendapat pekerjaan di bidang kesehatan usai dua tahun lulus, putri pasangan Dedi Rohendi dan Ida Parida itu akhirnya memutuskan untuk serius membuka usaha sesuai hobi yang ditekuninya dari kecil.
"Saya memutuskan untuk mengubah hobi menjadi profesi karena gak ingin stress gara-gara susah dapet kerja. Walaupun awal merintis usaha cukup berat, tapi saya yakin saya bisa melaluinya karena bidang ini adalah minat saya," ujar Rere.
Bermodal sisa kain perca di rumah, kala itu Rere Ahsani membuat karya pertama yang kemudian diunggah di media sosial (medsos). Banyaknya respons positif, alumni Program Studi Diploma III Kebidanan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia (YPSDMI) itu berani mengeluarkan dana usaha untuk menciptakan kreasi model baju yang beragam.
"Pelanggan saya untuk daerah Garut kebanyakan berawal dari mulut ke mulut. Setelah merambah online melalui TikTok dan Instagram, mulai berdatangan costumer sekitar Bandung, Jakarta, Tasikmalaya, Aceh sampai Kalimantan," tutur istri dari Diky Sodikin ini.
Restu Ahsani mengatakan kesulitannya selama menjalankan bisnis pakaian secara online. Ukuran yang pas badan adalah salah satu penyebabnya. "Apalagi banyak costumer yang tidak memiliki meteran baju di rumah. Sebisa mungkin saya memberikan panduan kepada mereka saat akan memesan baju. Misalnya saya sarankan costumer menggunakan alat yang ada seperti tali dan penggaris. Saya juga memberikan bimbingan tata cara mengukur baju dengan benar agar ukurannya pas badan," ucap Rere.
Di samping melayani pesanan baju sesuai keinginan pelanggan, Restu Ahsani sudah memiliki karya dengan brand-nya sendiri. Ia pun memiliki impian supaya busana rancanganya bisa tampil di atas catwalk seperti Jakarta Fashion Week.
"Sampai saat ini saya masih terus belajar mengembangkan kreativitas. Karena fesyen selalu dan terus berubah. Dan saya banyak belajar dari desainer-desainer Indonesia untuk memperkaya pengetahuan saya," ujar dia.
Rere enyayangkan, profesi menjahit hingga saat ini kerap dipandang sebelah mata. Sehingga generasi muda yang mencintai bidang ini lebih memilih bekerja di luar bakatnya.
"Kebanyakan dari mereka tidak ingin menjadi penjahit karena bagi sebagian orang usaha ini adalah pekerjaan yang dipandang sebelah mata. Padahal menjadi seorang penjahit, kita memiliki kemampuan yang luar biasa. Sebab kreativitas seorang penjahit itu bisa membuat sesuatu yang indah. Yang bisa kita pakai sendiri maupun orang lain," tutur Rere.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait