Saat ditemui di lokasi, nenek Tati sedang sakit kaki karena terjatuh. Nenek Tati harus berjalan merayap atau dibantu dengan tongkat kayu yang dibuatnya sendiri.
Nenek Tati mengaku semula tinggal di Nyalindung, KBB. Namun menurut Tati, semua warisan orang tua dijual oleh sang kakak untuk membangun rumah. “Saya mah enggak dapat apa-apa,” ujarnya.
Meski telah berusia lanjut Tati berkeinginan untuk bekerja. Sayangnya niat itu harus terhenti karena jatuh dan kaki kanannya sakit. Selama tinggal di gubuk tersebut, dia selalu dikirim makanan oleh seorang warga yang peduli kepadanya.
“Emak sendiri di sini. Suami ada, cuma tinggal sama yang (istri) tua. Terakhir suami datang sekitar dua bulan lalu. Emak mau nikah karena waktu itu butuh (yang membiayai), tapi sekarang malah dibiarkan,” tutur nenek Tati.
Editor : Agus Warsudi
dedi mulyani dedi mulyadi bandung barat kabupaten bandung barat nenek tinggal sendiri nenek sebatang kara hidup sebatang kara tinggal sebatang kara
Artikel Terkait