Abah Adim bersama Dedi Mulyadi melihat lahan hutan bambu garapannya habis ditebang orang tak dikenal. (Foto: istimewa)

Abah Adim telah menggarap lahan tersebut sejak 1965. Akhirnya, Abah Adim mengantongi izin garapan resmi dari Perhutani. Selama ini Abah Adim mengartikan izin tersebut adalah untuk memberdayakan kawasan hutan tanpa merusak.

Pada tahun 2000, Abah Adim mencoba peruntungan dengan menanam pisang di sebidang lahan. Namun gagal karena pisang tidak produktif dan habis dimakan monyet di kawasan itu. Selain itu tanaman pisang malah menyebabkan 1,5 hektare lahan garapan longsor.

“Pada 2006, mulai ditanami bambu bareng warga. Alhamdulillah menghasilkan dan tidak ada lagi longsor. Abah merasa punya kewajiban untuk menjaga dan dititipi hutan makanya pohon bambu yang ada tidak ditebang. Abah juga sudah menghabiskan dana Rp120 juta untuk merawat dan bikin jalan di sini,” ujarnya.

Namun kini bambu yang sudah bertahun-tahun ditanam dan tinggal panen sudah rusak ditebang orang. Abah Adim pun merasa sedih karena baru pulih dari sakit dan mendapati lahan ekonominya telah hancur.

Dedi Mulyadi yang mendengar curhatan tersebut langsung menanyakan kepada pihak perusahaan dan LMDH yang mengaku telah memiliki izin perhutanan sosial. Dedi menanyakan siapa orang yang telah menebang bambu tanpa sepengetahuan Abah Adim.


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network