Dedi Mulyadi mendampingi Abah Adim melaporkan kasus pembabatan hutan bambu ke Polres Purwakarta. (Foto: Istimewa)

PURWAKARTA, iNews.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi tak kuasa menahan emosi saat mengetahui hutan bambu di Desa Kutamanah, Kecamatan Sukari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta akan dibabat dan diubah menjadi kebunan pisang. Selain ngamuk di lokasi, Dedi juga melaporkan pelaku pembabatan hutan bambu itu ke Polres Purwakarta.

Dedi memutuskan untuk membawa kasus ini ke ranah hukum, sebab meski lahan milik Perhutani namun tanaman bambu yang telah ditebang adalah milik Abah Adim. “Saya akan terus mendampingi warga dan Abah Adim mengawal kasus ini,” kata Dedi Mulyadi, Rabu (11/8/2021).

Peristiwa ini berawal saat Dedi mendapat laporan dari warga yang datang ke rumahnya. Warga yang merupakan petani penggarap lahan Perhutani di Sukasari itu mengadu karena hutan bambu yang sudah ada sejak puluhan tahun silam akan diganti menjadi kebun pisang. Bahkan beberapa hektare bambu telah ditebang.

Menurut warga ada perusahaan dan LMDH yang mengaku telah mengantongi izin perhutanan sosial akan melakukan penanaman pisang di sana. Mereka berdalih pisang lebih menguntungkan dibanding bambu.

Warga tak setuju karena selama ini mereka telah hidup sejahtera tanpa merusak kawasan hutan bambu. Tak hanya pemilik izin garapan, warga yang bekerja sebagai kuli panggul bambu pun sejahtera karena mendapat upah sepadan.

“Jangankan pemilik, tukang panggul saja sejahtera. Satu batang Rp2.000. Kalau 50 batang sehari bisa dapat Rp100.000,” kata seorang warga.

Mendengar hal itu sontak Dedi tak setuju. Bagi Dedi, alih tanam dari bambu ke pisang malah akan memperburuk keadaan. Sebab warga di sana pernah menanam pisang namun gagal karena hama dan penyakit. Belum lagi pisang akan membuat struktur tanah rapuh dan menyebabkan longsor.

“Namanya perhutanan sosial itu menyejahterakan masyarakat, meningkatkan ekonominya. Bukan orang kota yang datang menggarap ke sini. Logikanya di mana hutan kok ditanami pisang. Itu mah perkebunan namanya,” kata Dedi.

Mantan Bupati Purwakarta ini menyatakan, banyak manfaat yang didapat dari bambu selain dari segi ekonomi. Pertama bambu bisa membantu terhindar dari longsor terlebih Sukasari merupakan lereng berbukit.

Kedua, bambu merupakan penyelamat mata air dan tanaman yang baik sebagai daerah resapan. Hal ini cocok ditanam di daerah Sukasari yang merupakan ‘tanggul’ dari Waduk Jatiluhur.

“Kemudian kan di daerah sana berdekatan dengan sentra industri Jatiluhur kemudian Karawang juga. Nah bambu ini sangat baik untuk mengatasi polusi udara,” ujar di lokasi kawasan hutan bambu yang telah dibabat dan akan dijadikan kebun pisang itu.

Selanjutnya Dedi pun beranjak dan menggelar pertemuan dengan sejumlah pihak yang mengaku telah mengantongi izin perhutanan sosial dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Dalam pertemuan itu Dedi secara tegas menolak hutan bambu menjadi kebun pisang. Ia pun langsung berkomunikasi dengan Menteri LHK untuk melakukan evaluasi dan mencabut izin perhutanan sosial tersebut.

“Coba kalau tidak ada yang mengeluh ke saya, tidak ada yang nangis, habis ini hutan. Saya sudah bilang berulang kali, Siliwangi itu, menjaga hutan. Mana ada Siliwangi menjaga pisang. Kalau ngomongin hutan, saya emosi. Hampir habis hutan di Jawa Barat ini," ujar Dedi. 

Menurut Dedi, banyak orang berspekulasi warga Purwakarta bisa hidup dengan pisang. Kenyataannya, masyarakat di daerah ini lebih sejahtera dengan bambu. "Kalau yang lain saya masih bisa toleran tapi kalau sudah bicara hutan dan lingkungan hidup saya tidak. Karena jarang orang yang mau memperjuangkan hutan,” tutur Dedi berapi-api.

Sebagai solusi Dedi menyarankan agar rencana kebun pisang tersebut dihentikan. Sebagai gantinya ia mengajak semua berdiskusi mengenai pembagian kawasan garapan. Hal itu agar tidak ada masyarakat yang mempunyai garapan sangat luas atau sedikit, tapi semua rata dan adil.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network