Menurut Udung, keterlibatan kaum perempuan dalam seni angklung sered ini sudah cukup lama. sekitar 4 tahun lalu. Mereka memiliki kelompok angklung sered.
"Seni angklung sered sudah ada sejak zaman penjajahan. Dinamai sered (dorong) karena ada aksi saling dorong antardua kelompok pemain angklung saat memainkannya," ucap Udung.
Sementara itu, Ai Lestari (19), pemain seni angklung sered mengatakan, bersama perempuan lain Desa Sukaluyu, termotivasi melestarikan seni turun-temurun tersebut agar tidak punah. "Juga aga generasi muda mengenal dan tergerak untuk ikut melestarikannya," kata Ai Lestari.
Ai Lestari mengaku bangga bisa memainkan seni angklung sered yang memang lahir di kampung halamannya. "Saya berharap generasi Desa Sukaluyu ikut meneruskan kesenian tradisional ini," ujar Ai Lestari.
Editor : Agus Warsudi
kesenian tradisional seni dan budaya pegiat seni dan budaya seni dan budaya Sunda kabupaten tasikmalaya tasikmalaya
Artikel Terkait