Yumna juga menyebut beberapa dosen ITB yang membantu mereka dalam proses pengembangan HyperSync. Ada spesialisasi endokrinologi, Dr. Lulu Lusianti Fitri, M.Sc., Dosen SF Amirah Adlia, S.Si., M.Si., untuk validasi awal. Setelah itu, validasi alat ke Dosen STEI, Isa Anshori, PhD, juga sempat ke dermatologist untuk validasi.
"Jadi, kita memang multidisiplin, mendapat banyak bantuan dari profesional, dosen, termasuk L'Oréal Indonesia,” ujar Yumna.
Selain dukungan dari ITB, menurut Salma, prestasi ini dapat mereka raih berkat latar belakang mereka yang berbeda-beda. Yumna dari
Salma jurusan Sains dan Teknologi Farmasi, Yumna dari Teknik Elektro, dan Angela dari Kewirausahaan. Mereka berbagi peran berdasarkan ilmu yang dimiliki.
"Ide kita itu berbasis hormon sama digital, jadi bagian hormon, seperti jenis produk atau serumnya itu bagian aku, untuk teknikal dan digitalnya bagian Yumna, dan bisnis, marketing, atau partnership itu bagian Angela,” ujar Salma.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait