SUKABUMI, iNews.id - Habib Bahar bin Smith memberikan penjelasan terkait insiden seorang santrinya yang hilang terbawa ombak di Pantai Sunset, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Dia mengaku telah memperingatkan santri agar tidak berenang.
Habib Bahar menjelaskan bahwa dirinya membawa sejumlah santri untuk ceramah di Palabuhanratu. Sebelum berangkat, Habib Bahar telah memperingatkan para santri agar tidak berenang karena ombaknya cukup besar. Meskipun telah dilarang, beberapa santri malah nekat berenang.
"Ketika sampai, sebelum kami berangkat sudah saya sampaikan jangan ada berenang sebab ombaknya besar. Kedua kita sampaikan ke pengurus, liatin anak anak jangan ada yang berenang. Bahkan anak saya yang dipinggir pinggir saya tarik semua jangan ada yang berenang, sudah dilarang semua tapi waulohualam namanya mungkin anak kecil. Apalagi kami di bogor sana hutan semua jarang liat laut, senang bahagia liat laut," kata Habib Bahar bin Smith di RSUD Palabuhanratu, Rabu (18/10/2023).
Ketika insiden terjadi, Habib Bahar sendiri berada di atas (hotel), dan tiba-tiba ada tiga orang yang meminta pertolongan untuk santri yang terseret ombak. Sayangnya, tiga santri dan Khaidir (15) juga terseret ombak. Di situ salah seorang santrinya berani melompat ke air untuk menolong. Meskipun di sekitar lokasi kejadian banyak orang, hanya sebatas meniup peluit tidak melompat untuk menolong.
"Saya posisi di atas tiba-tiba ada 3 orang yang minta tolong. Nah bel akangan almarhum sama Ibrahim pegangan tangan. Tapi Ibrahim posisinya di depan, almarhum di belakang. Ketika lihat itu Habib Muhazir langsung loncat untuk menyelamatkan," kata dia.
Padahal di situ, kata dia, banyak orang-orang tapi tidak ada yang mau loncat. Kemudian mereka loncat untuk menolong dua orang. "Saya punya adek Habib Zafar loncat pergi sampai sekitar 60 meter ke tengah untuk menolong Ibrahim dan Khaidar (15). Tapi Habib Zafar pegang tangan Ibrahim, si Khaidar (15) udah gak keliatan lagi, dibawalah tiga orang itu, dikasih air dan lainnya," ujarnya.
Habib Bahar menambahkan jenazah almarhum Khaidar baru ditemukan keesokan paginya. Habib Bahar menyampaikan bahwa almarhum memiliki dua keutamaan dalam meninggal. Pertama, meninggal sebagai syahid, yang dalam pandangan agama adalah salah satu dari sedikit kematian yang tergolong syahid. Kedua, meninggal dalam keadaan menuntut ilmu, yang juga dianggap sebagai syahid.
"Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Apa pun di dunia ini, suatu saat akan hancur dan binasa, kecuali Allah. Termasuk dalam peristiwa yang menyedihkan ini, kami keluarga besar Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin merasakan duka cita yang mendalam. Kami ingin menyampaikan duka cita kepada keluarga besar serta orang tua almarhum, yang merupakan seorang santri bernama Khaidar," tuturnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait