Petugas Inafis dan Timsus Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota saat mencocokkan jejak sepatu Delis Sulistina (13), siswi SMP Negeri 6 yang ditemukan tewas di gorong-gorong depan sekolah dengan bukti yang dimiliki polisi. (Foto: iNews/Asep Juhariyono)

TASIKMALAYA, iNews.idPembunuhan Delis Sulistina (13), siswi SMP Negeri 6 yang mayatnya ditemukan di gorong-gorong depan sekolahnya, terungkap berkat kejelian jajaran Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota. Petugas menemukan kesamaan jejak sepatu korban dengan jejak sepatu di sebuah rumah kosong, tempat korban dihabisi ayah kandungnya.

Rumah kosong itu berada di Jalan Laswi, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Lokasinya berjarak sekitar 50 meter dari tempat kerja ayah kandung Delis, Budi Rahmat (45).

Di sini, polisi berhasil menemukan jejak sepatu korban di dalam rumah dan di sebuah kamar. Begitu juga jejak sandal pelaku. Di sinilah pelaku membunuh putri kandungnya dengan cara membekap dan mencekik Delis.

“Kami cocokkan dengan bukti yang kami punya, yaitu sepatu korban dan alhamdulillah identik,” kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto, Sabtu (29/2/2020).

Kapolres mengatakan, lokasi ini didatangi petugas Inafis dan Timsus Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota setelah mendapat keterangan bahwa korban setelah pulang sekolah, naik angkot, kemudian menemui ayahnya.

Dari keterangan saksi-saksi di tempat kerja ayah korban, polisi mendapat informasi terjadi cekcok mulut antara korban dan ayahnya di sana. “Dari sini, kami sudah memperkirakan, menduga apa yang akan terjadi,” ujarnya.

Setelah cekcok mulut, ada saksi yang mellihat, korban dibawa ayahnya ke suatu tempat. Polisi kemudian menyisir di lokasi sekitar tempat kerja ayah korban dan menemukan rumah kosong. Selain menemukan jejak sepatu korban dan sandal pelaku yang identik dengan bukti yang dimiliki, polisi juga menemukan seutas kabel.

“Kami cocokkan lagi dengan TKP. Ada satu utas kabel antena, itu identik juga dengan yang kami temukan di TKP ketiga di rumah kosong. Ini sarana untuk mengikat korban,” katanya.

Polisi sebelumnya menemukan kesulitan mengungkap kasus pembunuhan korban. Sejak ditemukan, kondisi korban di gorong-gorong sudah rusak. Polisi kemudian melakukan autopsi. Sambil menunggu hasilnya, polisi mengumpulkan saksi sebanyak mungkin.

Sementara CCTV sekolah tidak bisa menjadi bukti karena rekamannya ternyata terhapus akibat memori yang terbatas.


Editor : Maria Christina

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network