Wabup Majalengka Tarsono D Mardiana (paki rompi), Direktur Perhutana (kaos hitam), dan Direkrut Yayasan Tunas Nusa (baju putih) setelah deklarasi di lokasi Perhutana.b(Foto: iNews.id/Inin Nastain)

MAJALENGKA, iNews.id - Rencana menciptakan hutan kota di Kabupaten Majalengka, memasuki tahapan baru. Program yang digagas para pelaku kreatif dari Jatiwangi art Factory (JaF) di Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, itu sukses mencuri perhatian banyak kalangan, bahkan warga dunia.

Dengan dihadiri warga sekitar dan berbagai kalangan, bersepakat mendeklarasikan Majalengka untuk krisis iklim dan ekosistem berkelanjutan. kehadiran Perhutana adalah salah satu cara untuk ekosistem berkelanjutan itu.

Yayasan Tunas Nusa adalah salah satu pihak yang cukup memberi perhatian besar terhadap gagasan Perhutana. Kendati sama-sama ingin menjaga lingkungan lewat hutan, ada perbedaan mencolok antara yang dilakukan warga dunia dengan Perhutana itu.

"Ini inovasi yang skalanya global. Ini sangat langka. Umumnya di dunia, hutan yang rusak, diperbaiki. Kalau ini bikin hutan," kata Direktur Yayasan Tunas Nusa Ramalis Sobandi saat saat mengisi workshop di JaF.

Lewat kehadiran Perhutana, diharapkan bisa berdampak terhadap kondisi iklim, khususnya bagi warga sekitar. Saat ini, jelas dia, Jatiwangi merupakan salah satu daerah dengan suhu udara yang cukup tinggi di Jawa Barat.

"Ada ketahanan pangan juga. Sawah tadah hujan yang dijadikan hutan itu, nantinya akan ditanami pohon-pohon dengan buah yang memiliki kandungan karbohidrat," tutur Ramalis, yang bersama yayasannya sudah melakukan kajian cukup lama terkait program Perhutana itu 

Terkait pembangunan hutan sendiri, Ramalis menyebutkan salah satunya dilakukan dengan konsep Miyawaki. "Membangun hutan, secara teoritis sangat lama, butuh puluhan tahun. Tapi Perhutana ini, salah satunya menggunakan metode Miyawaki 
Harus edukasi. Mudah-mudahan 3 tahun ke depan, ada perubahan," kata dia.

Dari pemerintah setempat, Wakil Bupati Majalengka Tarsono D Mardiana menilai, apa yang dilakukan JaF lewat Perhutana, telah melewati satu tahap yakni wacana. 

"Sejalan dengan program pembangunan kita di Majalengka. Bukan lagi konsep, tapi tindakan yang nyata untuk menjaga lingkungan," kata Tarsono.

Terkait dukungan konkrit pemerintah setempat, Tarsono mengaku saat ini, lokasi Perhutana itu telah masuk ke dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). 

"Di RDTR kita munculkan bahwa di Jatiwangi ini ada yang namanya Perhutana. Ini udah masuk kebijakan Tata Ruang, tahun 2023. Sudah kita matching kan dengan provinsi,"  ujar dia.

Direktur Perhutana Ginggi Syar Hasyim mengatakan, program Perhutana adalah upaya membuat hutan baru dengan cara gotong royong. Ada 8 hektare yang disediakan untuk membuat hutan baru, yang secara administratif masuk ke dalam tiga desa di kecamatan Jatiwangi itu. 

"Membuat hutan baru dengan patungan, hibah. Ini akan menjadi hutan selamanya. Tata ruang Majalengka memutuskan, hutan ini tidak akan bisa diubah jadi apapun" tutur dia.

"(Prosesnya) Memang menyicil. Kami sudah bicara dengan pemilik lahan yang ada di sekitar Perhutana itu," ujarnya.


Editor : Asep Supiandi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network