"Pertama, penguatan Imtaq dan Iptek bagi kader IPNU Jabar menjadi fokus saya. Sebab, selama ini kedua itu masih dipandang sebagai dua sisi yang memiliki orientasi berlainan. Akibatnya, timbul kesenjangan antara sumber ilmu, antara ilmu-ilmu agama dan umum," tutur Ahmad Regi.
Dia menyatakan, kader IPNU tidak boleh hanya menguasai satu hal, misalnya Imtaq dan mengabaikan Iptek. Padahal sebetulnya jika Imtaq dan Iptek beriringan, akan menjadikan kader SDM berkualitas di masa yang akan datang.
Selain itu, kata Ahmad Regi, penguatan identitas akan ajaran Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah (Aswaja) harus ditekankan bagi pelajar NU di Jawa Barat. Hal itu bertujuan untuk melindungi kader NU dari ideologi ekstrem dan radikal.
"Seiring berkembanganya teknologi digital, kader IPNU merupakan agen perubahan. Mereka diharapkan mampu membendung derasnya informasi atau paham radikal yang masuk di kalangan remaja atau generasi muda. Sehingga mereka tidak mudah goyah dalam menerima ajaran baru yang tidak sepaham dengan amaliyah NU," kata Ahmad Regi.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait