BANDUNG, iNews.id - Longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Sumedang hingga kini menyebabkan 11 orang meninggal dan lainnya masih dalam pencarian. Lalu, kenapa kawasan tersebut bisa terjadi longsor.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Sumberdaya Mineral (ESDM), Kasbani mengatakan, Kecamatan Cimanggung termasuk dalam zona potensi gerakan tanah Menengah-Tinggi.
Artinya daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
"Penyebab terjadinya gerakan tanah diperkirakan karena kemiringan lereng yang agak terjal hingga terjal. Pelapukan breski dan tufa yang mudah meloloskan air dan dibawah nya merupakan lapisan kedap air sehingga berfungsi sebagai bidang gelincir," kata dia, Minggu (10/1/2021).
Menurut dia, tebing merupakan lahan terbuka tanpa vegetasi berakar kuat dan tanpa perkuatan lereng, serta saluran drainase yang kurang baik sedangkan bagian bawah merupakan permukiman/rumah warga.
Hujan yang turun dengan intensitas tinggi menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah itu.
Menurut Kasbani, secara umum lokasi bencana merupakan perbukitan bergelombang yang berada pada ketinggian antara 700 sampai dengan 750 meter di atas permukaan laut. Kelerengan yang terjal dan dibawahnya merupakan pemukiman/ perumahan warga.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bandung, Jawa (P.H. Silitonga., P3G, 1973), daerah bencana tersusun oleh Endapan Gunungapi Muda (Qyu) berupa pasir tufaan, lapilli, breksi, lava dan aglomerat.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait