ABK KM Krapu Lodi. (Foto: Basarnas Semarang)

Setelah melakukan kesepakatan via Facebook, ujar Rudibilah, ABK dari masing-masing daerah datang ke Muara Angke, Jakarta untuk memuat perbekalan yang disediakan oleh pengurus atas nama Adi untuk kemudian berangkat berlayar.

"Selama proses penempatan (di KM Krapu Lodi), tidak ada kontrak kerja antara ABK dengan nahkoda maupun ABK dengan pengurus," ujarnya.

Para ABK kemudian berangkat melaut pada 28 November 2020 menggunakan KM Krapu Lodi dengan jumlah awak kapal sebanyak 14 orang yang dipimpin oleh Kapten Kapal Muhammad dari Kandanghaur, Indramayu.

"Setelah lima hari melaut, mesin kapal mati dan tidak bisa beroperasi seperti sediakala. KM Krapu Lodi terombang-ambing di laut selama delapan hari. Selama mesin kapal mati, ABK berusaha menelepon pengurus dan diberitahukan bahwa bantuan baru bisa datang antara dua sampai empat hari. Namun bantuan tidak kunjung datang karena kapal putus jangkar," tutur Rudibilah.

"Kapal terbawa arus sampai ke perairan Kendal, Jawa Tengah. Di sana, para ABK KM Krapu Lodi bertemu dengan nelayan lokal, kemudian minta tolong ke pengurus desa setempat untuk minta bantuan ke Basarnas," ucapnya.


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network