Ikin Sodikin menunjukkan salah satu koleksinya, surat kabar jadul. Ketertarikannya menjadi kolektor media cetak karena warga Subang ini sangat mencintai membaca. (Foto: iNewsTv/Yudy Heryawan Juanda) 

SUBANG, iNews.id - Menjadi kolektor perangko atau benda-benda antik kini sudah banyak ditemui. Namun bagaimana dengan kolektor media cetak, tentunya suatu yang langka atau jarang terjadi.

Sebagaimana hobi dari seorang mantan penyiar radio di Kabupaten Subang, yakni mengoleksi media cetak jadul mulai dari koran, tabloid hingga majalah. 

Ikin Sodikin atau yang lebih dikenal dengan Kin Sanubari, warga Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang ini memiliki koleksi ribuan media cetak lawas di rumahnya berkat kecintaan terhadap membaca sejak anak-anak. Tak heran beragam media cetak yang terbit selalu tidak luput dari perhatiannya, semuanya dibaca tanpa terlewat.

Kini sebanyak 3.000 eksemplar media cetak dari 300 penerbitan menjadi koleksinya. Koleksi tertua yang dimiliki Kin yaitu Nieuwsgier, koran berbahasa asing terbitan tahun 1953. Tidak hanya dalam negeri, media cetak lawas mancanegara pun menjadi koleksinya.

Koleksi media cetak jadul yang dimiliki Kin bisa menjadi dokumen yang sangat berharga. Apalagi sebanyak 90 persen media cetak koleksinya kini sudah tidak terbit. Bahkan kini memiliki koleksi media cetak mulai dari penerbitan pertama hingga terakhir.

Ketertarikan mengkoleksi media cetak lawas dimulai kin pada tahun 1985 saat masih duduk dibangku SMP. Saat ini Kin menemukan koran tahun 1950 milik kakeknya yang dijadikan alas pakaian di lemari. Sejak saat itu Kin mulai mengoleksi media cetak mulai dari lokal, nasional hingga mancanegara.

"Sejak 1985 saya mengumpulkan dan mengoleksi beragam surat kabar, ada majalah musik film dan berita. Termasuk ratusan media cetak saat reformasi, surat kabar ini memiliki nilai sejarah terjadinya peralihan kekuasaan," kata Kin, Minggu (25/4/2021).

Untuk mendapatkan media cetak lawas ini, Kin tidak pernah membelinya dari orang lain, dia hanya mengumpulkannya sejak 1985 dan juga barter dengan sesama kolektor. Hingga saat ini, bagi Kin belum memiliki niat untuk menjual hasil koleksinya. Namun tetap membuka lebar jika ada yang ingin memanfaatkan koleksinya untuk kepentingan pendidikan.


Editor : Asep Supiandi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network