Sehari dirinya harus membeli pakan sekitar satu karung yang berisi 50 kilogram untuk 400 ekor ayam. Dari ratusan ekor ayam tersebut, telur yang dihasilkan hanya sekitar 15 kilo setiap harinya. Sebab yang aktif bertelur setiap hari dari populasi ayamnya hanya sekitar 80 persen.
Dirinya sebenarnya tidak mau menaikkan harga jual, tapi lama ke lamaan malah merugi. Bahkan dia pun terpaksa harus menjual sekitar 200 ekor ayamnya agar biaya operasionalnya tidak terlalu membengkak dikarenakan pakan ayam yang mahal.
"Ya dari pada terus rugi, terpaksa harga dinaikan. Tapi naiknya harga telur juga tidak membuat peternak untung karena dipakai lagi untuk beli pakan," ucapnya sambil berharap pemerintah memberikan solusi atas mahalnya harga pakan.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait