"Manajemennya harus dibikin satu pintu, dari A sampai Z. Kalau mau bikin food estate, kan harus ada satu company yang menjadi induk. Nah, induknya itu lah yang menurut saya harus dibuat profesional," tutur Prof Tualar.
"Kemudian, dalam pelaksanaan di lapangan atau mitranya bisa para petani milenial. Nanti tinggal dihitung satu petani itu bisa berapa hektare supaya hidup bisa nyaman dan berpenghasilan layak. Jadi ini memang memaksa petani jadi kaya," ucap dia.
Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (Unibraw) Dr Sujarwo mengatakan, program food estate memiliki konsep dan tujuan positif untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
"Terlebih di tengah ancaman krisis pangan di masa mendatang. Wajar jika pemerintah menggencarkan program tersebut," kata Wakil Dekan Fakultas Pertanian Unibraw.
Dr Sujarwo menyatakan, jika food estate diperankan sebagai bangunan kelembagaan pemerintah untuk modernisasi, efisiensi pertanian, penciptaan nilai tambah, dan bersinergi dengan korporasi petani, akselerasi yang dilakukan pemerintah ini sangat strategis.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait