"Insya Allah untuk investigasi dalam minggu ini akan kita buat dan segera turun. Ini menunjukkan keseriusan kami, bahwa kami akan melakukan evaluasi," kata Nanik dalam konferensi pers di Kantor BGN, Jakarta, Senin (22/9/2025).
Dia menilai, kondisi kesehatan masing-masing anak juga bisa berkontribusi terhadap fenomena keracunan yang belakangan santer.
"Karena sebetulnya diduga keracunan. Banyak hal faktor-faktornya, apakah karena bahan makanan, prosesnya, atau si anak dalam kondisi tidak enak badan, dan lain-lain. Ini yang perlu kami dalami supaya tidak menjadi isu liar," tutur dia.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengakui 4.700 porsi MBG bermasalah. Hal itu yang menimbulkan gangguan kesehatan para anak yang menerima program tersebut.
Meski begitu, dia menilai peluang siswa keracunan akibat MBG sangat rendah. Menurut dia, keracunan tidak hanya datang dari porsi MBG.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait