Gunung Merapi di Jawa Tengah menyemburkan lahar. (Foto: Antara)

Selanjutnya, tutur Mirzam, untuk proses kedua, terjadi di dalam dapur magma. Hal ini berkaitan dengan jumlah magma di dalamnya. Di dalam ruang itu, magma mengkristal karena suhu menurun. 

Magma yang sudah terkristalisasi lebih berat daripada batuan panas semi-cair sehingga akan tenggelam ke dasar ruang magma. Ini mendorong sisa magma ke atas, menambah tekanan pada penutup ruang itu.

Sebuah letusan terjadi saat tutupnya tidak lagi mampu menahan tekanan. Hal ini juga terjadi dalam sebuah siklus sehingga dapat diprediksi.

“Yang berat tenggelam dan yang ringan ke atas, maka akan terjadi erupsi karena ada tekanan gas. Faktor kedua ini juga bersifat siklus dan bisa diprediksi. Tetapi ada proses di dalam dapur magma ini yang bersifat tidak siklus, tiba-tiba keluar dari polanya," tutur Mirzam.

"Nah ini biasanya terjadi ketika dapur magmanya ambruk. Diibaratkan seperti ember yang sudah penuh kemudian dimasukkan batu ke dalamnya, air pun akan keluar dan ini sulit diprediksi,” ucapnya.

Mirzam menyatakan, faktor terakhir adalah kondisi di atas permukaan gunung. Salah satunya, perubahan pasang-surut ketika gerhana bulan dan matahari terjadi. 


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network