Komunitas Dayak Losarang, Kabupaten Indramayu. (Foto: Antara)

INDRAMAYU, iNews.id - Kampung Dayak di Indramayu merupakan sebuah wilayah yang dihuni oleh sekelompok komunitas lokal yang mengatasnamakan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu (SDHBBSI). Komunitas ini juga bisa disebut biasa Suku Dayak Losarang atau Suku Dayak Takmad yang menetap di Desa Krimun, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Penamaan kata "Dayak" yang melekat pada kelompok ini tidak ada kaitan sama sekali dengan Suku Dayak Kalimantan. Mereka murni sebuah kelompok yang didirikan oleh Ta'mad atau Takmad Dniningrat sejak tahun 1970-an.

Selain itu, mereka mendasarkan kepercayaan terhadap keyakinan atau agama tertentu, namun tidak termasuk ke dalam agama besar yang ada di Indonesia, seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, Kong Hu Cu.

Berikut fakta unik Kampung Dayak di Indramayu yang dirangkum iNews.id dari berbagai sumber:

1. Tak memiliki identitas legal (KTP)

Kelompok masyarakat ini secara formal tidak memiliki identitas legal seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP). Hal itu bukan berarti mereka menentang negara dan pemerintah. Kelompok ini masih merasa menjadi bagian dari Negara Indonesia. 

Bagi kelompok ini, KTP atau tanda pengenal lain adalah sesuatu yang menyusahkan. Mereka berkeyakinan bahwa diri mereka yang dibawa ke mana-mana itulah tanda pengenal yang sesungguhnya. 

2. Arti Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu (SDHBBSI)

Kata “Suku” diartikan sebagai salah satu anggota tubuh, yakni kaki. Dengan kaki ini membantu manusia untuk berjalan ke tujuannya masing-masing sesuai dengan kepercayaan dan keyakinannya sendiri.

“Dayak” berasal dari kata “ayak” atau “ngayak” yang berarti menyaring atau memilah. Maksud dari kata tersebut adalah manusia harus bisa memilih dan memilah mana yang baik dan mana yang benar. 

Sementara itu, “Hindu” memiliki arti bahwa setiap manusia dilahirkan dari rahim seorang ibu (perempuan). Kata “Budha” berasal dari kata “wuda” yang berarti telanjang. Seluruh manusia menurut kepercayaan mereka diartikan sebagai makhluk yang terlahir telanjang. Adapun kata “Indramayu”, mengandung pengertian “In” berarti ‘inti’; “Darma” artinya orang tua, dan “Ayu” bermakna perempuan. 

3. Menjunjung Tinggi Perempuan

Makna filosofi dari Darma dan Ayu adalah bahwa ibu (perempuan) merupakan sumber hidup, karena dari rahimnya semua manusia dilahirkan. Itulah sebabnya, menghormati kaum perempuan sangat dijunjung tinggi oleh komunitas kepercayaan ini. Hal itu tercermin dalam berbagai aktivitas keseharian mereka.

4. Berpakaian

Mereka yang tergabung dengan kelompok ini diandaikan sebagai manusia yang baru saja dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan telanjang. Mereka yang telah menjadi Bodhisatvva sebagai wujud menyatunya diri mereka dengan makrokosmos, akan menanggalkan pakaian pada kehidupan era modern.

Mereka akan telanjang dengan hanya mengenakan celana pendek berwarna hitam putih. Warna tersebut merupakan simbol dari kehidupan yang saling berpasangan. Selain itu, mereka juga akan mengenakan aksesoris terbuat dari kayu dan bambu sebagai bentuk kedekatan mereka dengan alam. Kemana pun anggota kelompok komunitas ini pergi, mereka akan selalu mengenakan pakaian dan aksesoris tersebut. 


Editor : Asep Supiandi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network