Sebanyak 12 perusahaan di Jabar sukses menembus pasar global lewat ekspor beragam produk yang dilepas di PT Kewalram Indonesia, Kabupaten Sumedang, Jumat (4/12/2020). (Foto: Agung Bakti Sarasa)

SUMEDANG, iNews.id - Kinerja ekspor di Provinsi Jawa Barat menunjukkan geliat di tengah pandemi Covid-19. Sebanyak 12 perusahaan di Jabar sukses menembus pasar global lewat produk yang diekspor ke berbagai negara tujuan.

Pelepasan ekspor 12 perusahaan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pelepasan ekspor 133 perusahaan skala besar menengah hingga kecil yang tersebar di 16 provinsi di Indonesia. 

Acara ini dipimpin Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) secara virtual dari Istana Bogor pada Jumat (4/12/2020). Kegiatan dikoordinir oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disindag) Jabar Moh Arifin Soedjayana mengatakan, bersyukur atas kesuksesan perusahaan-perusahaan di Jabar menembus pasar global di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

"Yang lebih membanggakan, tujuh di antara 12 perusahaan itu adalah UKM (usaha kecil menengah) di Jabar," kata Arifin seusai Pelepasan Ekspor ke Pasar Global, di PT Kewalram Indonesia, Kabupaten Sumedang.

Disindag Jabar mencatat, ujar dia, total ekspor pada Desember 2020 yang dibukukan oleh 12 perusahaan tersebut mencapai US37,43 juta atau setara Rp542,74 miliar dengan produk berupa technical textile dan masker, APD, alas kaki, furnitur rotan, microfiber (cloth, pad/poly edge, sponge cloth), makanan ringan (sumpia/spring roll), hingga perhiasan emas.

"Volume ekspor dari 12 perusahaan tersebut sebanyak 40 kontainer, 10 truk box dengan berat 669 kilogram. Jadi, dari sisi nilai dan volume cukup besar. Ini membuktikan bahwa para pelaku ekspor di Jabar masih bisa strugle di tengah pandemi Covid-19," ujarnya.

Arifin menilai, ekspor yang dilakukan oleh UKM menunjukan bahwa kegigihan pelaku usaha kecil di tengah pandemi begitu tinggi. Dari 40 kontainer yang dikirim ke luar negeri, pelaku UKM mengirim lebih dari 10 kontainer. 

"UKM ini produk furnitur yang diminati pasar di Eropa, Amerika, dan Australia. Semoga bisa memicu para pelaku usaha lain,” tutur Arifin.

Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, potensi ekspor di Jabar menjadi yang terbesar.

Karena itu, BPPP akan terus mengoptimalkan potensi tersebut sehingga dapat mengerek pedapatan negara melalui devisa serta memangkas defisit transaksi berjalan.

"Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mulai kembali bergerak sejak penurunan semester satu. Walaupun sekarang masih negatif, tapi trennya sudah menuju positif," kata Oke.

Oke bangga banyak pelaku UKM di Jabar yang sukses menembus pasar global, sehingga mampu mendistribusikan produk ke seluruh dunia. "Ada beberapa UKM, di antaranya tujuh UKM di Jabar yang ekspor perdana pada hari ini dengan tujuan berbagai negara," ujarnya.

Ke depan, tutur Oke, BPPP mendorong pengusaha, baik UKM maupun non-UKM untuk meningkatkan kapasitas maupun kualitas produksi untuk bisa memenuhi kebutuhan global. 

Jika tren ekspor dari pelaku UKM ini bisa terus meningkat, kata dia, maka tidak hanya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara, tapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Kami ke depan tentu akan mendorong pelaku UKM untuk terus menembus pasar global," tutur Oke.

Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil meyakini bahwa ekspor Provinsi Jabar akan terus membaik di masa pandemi Covid-19. Saat ini, ekspor Jabar menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari hingga Agustus 2020, Jabar menyumbang 16,28 persen terhadap ekspor nasional, disusul Jawa Timur sebesar 12,95 persen dan Kalimantan Timur sebesar 8,44 persen.

"Saat ini, kami akan mengubah bagaimana mengarahkan ekonomi Jabar pascapandemi. Ada tujuh ekonomi baru di Jabar yang harus kami usahakan," kata Kang Emil, sapaan akrab Gubernur Jabar, baru-baru ini.

Pertama, Jabar berupaya menarik investor yang memutuskan pindah dari Tiongkok. Kedua, fokus pada ketahanan pangan agar dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Ketiga, Jabar mencanangkan sebagai pusat keunggulan bidang medis.

"Keempat dan kelima, seperti yang Anda tahu, mempelajari dan menggunakan 4.0 (teknologi digital) bukan lagi sebuah pilihan, tapi keharusan. Maka, kami merevolusi kurikulum di seluruh institusi pendidikan dengan menggunakan Digital 4.0 Content," ujar Gubernur Jabar.

Kemudian, Jabar berupaya menjadi yang terdepan dalam sustainability business (bisnis berkelanjutan). Waste to energy juga bagian dari bisnis berkelanjutan tersebut dan terakhir adalah pariwisata lokal.

"Itulah optimisme di Jabar, rumah bagi lebih dari 60 persen industri di Indonesia, destinasi investasi nomor satu di Indonesia, dan rumah bagi SDM paling produktif di Indonesia," kata Emil.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network