European Union (EU) menganggap ChatGPT sebagai sesuatu yang high risk. Di Indonesia, belum ada aturan spesifik terkait penggunaan ChatGPT.
"UNESCO telah memberikan rekomendasi terkait risiko penggunaan AI, tetapi kesiapan setiap negara berbeda-beda untuk dapat mengikutinya," ucap Dr Ayu.
Dr Ayu menyatakan, di ChatGPT memang terdapat tools check plagiarism. Tetapi untuk cek hasil dari ChatGPT, cukup sulit karena target dari generator yaitu membuat teks yang semirip mungkin dengan manusia.
"Jadi untuk melihat suatu teks adalah buatan mesin atau manusia dari gaya tulis, biasanya tidak berhasil," ujar dia.
Munculnya regulasi untuk mengatur penggunaan ChatGPT adalah langkah penting untuk menavigasi era baru interaksi manusia dengan mesin.
"Dengan mengadopsi regulasi yang tepat, kita dapat memanfaatkan potensi luar biasa ChatGPT sambil menjaga kepentingan dan keamanan pengguna," tutur Dr Ayu.
Editor : Agus Warsudi
ChatGPT ChatGPT 4 China Larang ChatGPT Cara Pakai ChatGPT Main ChatGPT dosen itb itb itb bandung
Artikel Terkait