GARUT, iNews.id – Pengungkapan kasus dugaan perdagangan manusia atau human trafficking antarprovinsi oleh Polres Garut membuka tabir gelap jaringan praktik prostitusi. Dari hasil penyelidikan dan pengembangan, para gadis remaja itu tertipu dengan ajakan dipekerjakan tersangka menjadi pelayan, hingga akhirnya terjerumus menjadi pekerja seks komersial (PSK).
Brigadir Popy yang menyamar menjadi PSK dan membongkar kasus itu mengatakan, hasil penyelidikannya, para tersangka menjual para korban Rp200.000 untuk sekali kencan ke hidung belang. Uang itu kemudian di bagi menjadi tiga, Rp80.000 untuk korban, Rp60.000 untuk pengelola vila, dan Rp25.000 untuk menggaji karyawan.
“Setelah kami mendapat data dan barang bukti, saya langsung menghubungi tim untuk langsung melakukan penangkapan,” kata anggota polwan Polres Garut itu, Selasa (20/3/2018).
“Kami mendapat instruksi dari Pak Kasatreskirm atas perintah Pak Kapolres untuk menyusup ke dalam jaringan pelaku perdagangan orang dan prostitusi,” ujarnya.
Dia menceritakan, bersama rekannya menyamar sebagai calon PSK. “Kami datang ke mucikari untuk bisa dipekerjakan. Dia (mucikari) tanya terang-terangan, siap menjadi PSK. Saya jawab siap,” tuturnya.
Pengungkapan kasus dan penyamaran itu ia lakukan selama empat hari dan berhasil membongkar kasus yang berlangsung selama empat tahun. Diketahui para tersangka menjalankan seluruh aksinya di sebuah vila sewaan, di kawasan Dusun Belanjong, Sanurkauh, Denpasar Bali.
Dari hasil pengembangan dan penyamaran di lapangan, polisi menangkap delapan tersangka, yakni IR (48); FP (23); AS (26); RI (23); AR (26); AN (23); A (41); dan CS (35). Kedelapan tersangka memiliki peran masing-masing, baik sebagai mucikari, perekrut, dan petugas bandara. Sementara 20 gadis yang diduga korban perdagangan dan menjadi PSK ikut pula diamankan utnuk dikembalikan ke orang tuanya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait