Berdasarkan keterangan dari tenaga kesehatan di kabupaten dan kota, kata Rochady, penyebaran DBD kini tidak hanya di lingkungan rumah, melainkan sudah sampai tempat kerja dan lingkungan pendidikan.
"Kalau kita lihat memang mungkin penyebaran tidak saja di rumah tapi di kantor atau lingkungan sekolah yang sanitasi atau kamar mandi dan toilet atau ember tidak rutin di kuras, sehingga mungkin berpotensi jadi penyebaran nyamuk," ujarnya.
Dia menambahkan, kasus DBD pada awal tahun ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan 2023. Hanya, jika dibandingkan dengan 2022 kasus DBD di Jabar tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
"Jadi kalau dibanding 2022 kasusnya tidak terlalu jauh. Kita lihat 2024 awal Januari 2024 itu kita dapati 4.784 kasus dan di 2022 itu kita dapat hampir 5.940 kasus," ujarnya.
Pemprov Jabar sudah melakukan beberapa langkah untuk mengantisipasi lonjakan kasus dengan mengeluarkan Surat Edaran waspada terhadap DBD ke seluruh kabupaten dan kota.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait