Kasus DBD di Jawa Barat pada awal 2024 telah merenggut 193 orang. (Foto: Ilustrasi/Ist)

BANDUNG, iNews.id – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Barat telah merenggut 193 orang. Penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti itu sejak awal 2024 telah menjangkiti 23.255 orang.

"Data terakhir dari 5 Mei 2024, yang kasus terkumpul dari beberapa Kabupaten dan kota di Jawa Barat itu dihitung, dan tercatat adalah 23.255 kasus, dengan kasus kematian 193 orang," ungkap Kepala bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Rochady Hendra Setia Wibawa, Rabu (8/5/2024).

Rochady mengatakan, penyakit DBD di Jabar menyerang semua golongan dari balita hingga lanjut usia.

"Angka terbanyak kasus itu di usia golongan 15-44 tahun jadi golongan usia ini memiliki mobilitas tinggi, angkanya mencapai 9.870 kasus, kematian ada 36 kasus," ungkapnya.

Dia menjelaskan, angka kematian terbesar ada dari kelompok usia muda. Sedangkan untuk balita dan usia lanjut tergolong sedikit. Rochady memastikan, angka kasus DBD di kelompok usia muda sangat kecil dibandingkan lainnya. 

"Kalau kita lihat, angka kematian itu justru banyak golongan umur 5-14 tahun, tapi angka pasien yang terkena DBD ada 7.644 kasus. Untuk di bawah satu tahun angka kasua sedikit," katanya. 

Rochady mengatakan, ada beberapa daerah yang tercatat paling tinggi sebaran kasusnya. Di antaranya ada di Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kabupaten Bandung Barat. "Kasus terbanyak di Kota Bandung ada sekitar 3.468 kasus, kemudian Kota Bogor, 1.942 kasus, Kabupaten Bandung Barat 1.331 kasus," ucapnya.

Dia mengatakan, kasus kematian akibat penyakit DBD paling banyak terjadi di Kabupaten Bandung disusul Bekasi dan Subang. 

"Untuk kasus kematian terbanyak ada di Kabupaten Bandung, 29 kasus, Kota Bekasi, 19 kasus, Kabupaten Subang tercatat 19 kasus," ujarnya.

Berdasarkan keterangan dari tenaga kesehatan di kabupaten dan kota, kata Rochady, penyebaran DBD kini tidak hanya di lingkungan rumah, melainkan sudah sampai tempat kerja dan lingkungan pendidikan. 

"Kalau kita lihat memang mungkin penyebaran tidak saja di rumah tapi di kantor atau lingkungan sekolah yang sanitasi atau kamar mandi dan toilet atau ember tidak rutin di kuras, sehingga mungkin berpotensi jadi penyebaran nyamuk," ujarnya. 

Dia menambahkan, kasus DBD pada awal tahun ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan 2023. Hanya, jika dibandingkan dengan 2022 kasus DBD di Jabar tidak mengalami kenaikan yang signifikan. 

"Jadi kalau dibanding 2022 kasusnya tidak terlalu jauh. Kita lihat 2024 awal Januari 2024 itu kita dapati 4.784 kasus dan di 2022 itu kita dapat hampir 5.940 kasus," ujarnya.

Pemprov Jabar sudah melakukan beberapa langkah untuk mengantisipasi lonjakan kasus dengan mengeluarkan Surat Edaran waspada terhadap DBD ke seluruh kabupaten dan kota. 


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network