BANDUNG, iNews.id - Komandan Komando Nasional (Konas) Resimen Mahasiswa (Menwa) Indonesia A Riza Patria mengatakan, Resimen Mahawarman Jabar merupakan tonggak penting bagi sejarah berdirinya menwa. Karena itu, Resimen Mahawarman diharapkan semakin menunjukan eksistensi, pengabdian, pengorbanan, dan peranan dalam bela negara, baik di Provinsi Jawa Barat dan Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan A Riza Patria saat memberikan sambutan dalam pelantikan Rektor Universitas Pasundan (Unpas) Prof Dr Ir H Eddy Jusuf Sp MSi MKom sebagai Komandan Menwa Mahawarman Jawa Barat periode 2020-2023 di Aula Kampus IV Unpas, Jalan Setiabudi Nomor 193, Kota Bandung, Jumat (27/11/2020).
Hadir dalam kegiatan ini Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, perwakilan Polda Jawa Barat, Pemprov Jabar, YPT Pasundan, Kepala LLDIKTI Wilayah IV, sesepuh Mahawarman Jabar.
"Resimen Mahawarman barometer kejayaan menwa dari masa ke masa. Karena itu, semangat yang dituangkan harus lebih tinggi, bijak dalam menghadapi masalah, baik di kampus maupun provinsi," kata Komandan Konas Menwa Indonesia.
Saat ini, ujar Riza Patria, Indonesia sedang menghadapi beberapa masalah. Salah satunya adalah sistem kaderisasi kepemimpinan. Sejak era reformasi sampai saat ini, pengembangan kepemimpinan semakin lemah.
Riza mengemukakan, ini adalah tantangan bagi resimen mahasiswa untuk peduli dan memberi perhatian dalam menyiapkan kader terbaik untuk menjadi pemimpin di berbagai bidang, baik di tingkat kota, kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Kedua, tutur Dan Konas Menwa Indonesia, yang menjadi masalah masyarakat saat ini adalah perkara keteladanan. Masyarakat sulit mencari sauri tauladan, sehingga partisipasi pembangunan menjadi lemah.
Untuk membangun keteladanan tersebut harus dimaknai dengan falsafah silih asih, silih asah, dan silih asuh, kearifan orang Sunda yang merupakan sebuah penjajakan satu kesatuan sikap yang jika dimaknai bisa tumbuh dan berkembang menjadi masyarakat kuat dan sejahtera.
"Silih asah artinya saling memintarkan, saling asih artinya saling menyayangi, silih asuh artinya saling memelihara. Hal ini adalah budaya yang menghidupkan untuk mewujudkan tatanan masyarakat dengan pribadi luhur," ujar Riza Patria.
Masalah ketiga, kata Riza, adalah etika dan moral. Resimen mahasiswa yang digembleng dalam keprajuritan harus memiliki semangat idealisme, kebangsaan, mengutamakan kepentingan nasional dibandingkan golongan, dan memaknai sifat diri dengan kejujuran.
"Kuatkan jati diri dengan penuh kesungguhan dan berpedoman untuk mengamalkan Pancasila dan UUD 1945. Amalkan semboyan Widya Castrena Dharma Siddha. Potensi harus diubah menjadi kompetensi. Apapun posisi kita, baik komandan, staf, maupun anggota, yang penting adalah bagaimana bisa memberikan kontribusi luas bagi masyarakat dan negara," kata Riza.
Rektor Unpas sekaligus Komandan Menwa Mahawarman Jabar Prof Dr Ir H Eddy Jusuf Sp MSi MKom mengatakan, resimen mahasiswa adalah ruang untuk mengembangkan potensi, khususnya dalam kesadaran bela negara.
"Di Jawa Barat saat ini terdapat 378 PTS (perguruan tinggi swasta). Sampai saat ini, satuan menwa yang terbentuk baru ada di sekitar 70 perguruan tinggi atau 22 persen. Karena itu, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bela negara, kita harus bersinergi dengan para pimpinan universitas," kata Prof Eddy.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait