Jika boleh memilih, Saeful sendiri mengaku lebih baik mengevakuasi korban lakalantas dengan kondisi hancur ketimbang balita.
"Kita ngebayangin kalau dia itu anak kita. Saya nggak pernah berani saya kabur lah," ujar Saeful.
Saeful sendiri mengaku sudah menjalankan tugas kemanusiaan tersebut sejak delapan tahun terakhir. Baginya, mengevakuasi jenazah tak wajar akibat kecelakaan di Jalur Lingkar Gentong sudah menjadi rutinitas sehari-hari.
"Kalau rasa takut itu kan manusiawi kan meskipun kita udah terbiasa nolongin sampai yang hancur juga tetap aja," ucapnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait