BANDUNG, iNews.id - Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Jawa Barat Atalia Praratya menyebut, jumlah santriwati yang jadi korban oknum ustaz Herry Wirawan sebanyak 13 orang. Jumlah ini terbaru dan berbeda dari data yang terungkap dalam berkas dakwaan.
"Jumlah korban agak simpang siur. Tapi kalau dari kami, 13 korban," kata Atalia Praratya di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat, Jalan Naripan, Kota Bandung, Selasa (14/12/2021).
Istri dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil ini menyatakan, Forum Anak Daerah Jabar dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) mengawal kasus tersebut sejak awal terungkap pada Mei 2021 sampai saat ini.
Pemprov Jabar, ujar Atalia, melakukan pendampingan intensif terhadap korban yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia tersebut. "Kami mendorong institusi pendidikan menjadi tempat ramah bagi anak," ujar Atalia.
Diberitakan sebelumnya, Bunda Forum Anak Daerah Jabar Atalia Praratya membantah tudingan netizen bahwa dirinya menutup-nutupi kasus pemerkosaan belasan santriwati yang dilakukan Herry Wirawan, oknum guru atau uztaz sekaligus pimpinan pondok pesantren di Kota Bandung. Tudingan muncul karena Atalia sudah tahu kasus ini sejak Mei 2021 lalu.
Belakangan, pernyataan Atalia tersebut dinilai banyak pihak, khususnya warganet sebagai upaya untuk menutupi kasus tersebut. Atalia pun mengaku, memahami reaksi warganet atas sikap pihaknya itu.
Atalia mengatakan, tidak pernah menutup-nutupi kasus kekerasan seksual yang dialami belasan santriwati hingga hamil dan melahirkan itu. "Sesungguhnya saya sangat memahami kemarahan netizen terhadap kondisi ini," kata Atalia dalam keterangan resmi, Senin (14/12/2021).
Atalia pun memberikan klarifikasi atas tudingan tersebut. Pertama, kata Atalia, Polda Jabar, UPTD PPA Jabar, P2TP2A kota/kabupaten, kejaksaan tinggi, LPSK, dan lain-lain telah bekerja secara profesional sejak kasus ini pertama kali terungkap.
"Penjangkauan, pemeriksaan, pendampingan, trauma healing, dan lainnya bagi korban dan proses hukum bagi pelaku sudah dilakukan. Bahkan, saat ini, persidangan telah digelar untuk yang ke enam kalinya. Untuk itu, saya menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya," ujar Atalia.
P2TP2A, tutur Atalia, menghindari predikat pahlawan kesiangan ataupun cari sensasi. P2TP2A Jabar memilih fokus pada pemulihan kondisi para korban, terutama sisi psikologinya.
"Saya tidak menutupi kasus ini dari media maupun publik. Tidak mengekspos bukan berarti menutupi. Sebagai Bunda Forum Anak Daerah Jabar, tugas saya memastikan para korban usia anak ini mendapat haknya dan perlindungan terbaik sesuai Undang-undang Perlindungan Anak. Fokus pada solusi bukan sensasi," tuturnya.
Editor : Agus Warsudi
dugaan pemerkosaan kasus pemerkosaan korban pemerkosaan pelaku pemerkosaan pemerkosaan anak pemerkosaan anak di bawah umur Atalia Praratya ustaz pesantren pemprov jabar
Artikel Terkait