BANDUNG, iNews.id - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka telah resmi menggantikan operasi penerbangan Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung. Saat ini, sudah ada 7 rute penerbangan domestik dari BIJB.
Ketujuh rute tersebut, yakni Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Makasar, Kualanamu/Medan, dan Palembang. Adapun untuk rute internasional dari BIJB yakni Kuala Lumpur, Malaysia.
Dengan begitu, warga Bandung atau masyarakat Jabar pada umumnya, yang ingin bepergian dengan pesawat kini harus terbang dari Bandara Kertajati.
Meski terlihat jauh, namun kehadiran Tol Cisumdawu membuat perjalanan masyarakat ke Bandara Kertajati justru semakin cepat. Bahkan, hanya memakan waktu 1 jam saja dari Bandung menuju Bandara Kertajati.
"Kita gak jauh dari Bandung, bahkan 1 jam 10 menit. Itu yang harus disampaikan masyarakat," ucap VP of Commercial and Technical BIJB, Ari Widodo, Selasa (21/11/2023).
Ari mengakui, saat ini masih banyak masyarakat yang memilih Bandara Soekarno-Hatta untuk melakukan aktivitas perjalanan penerbangan daripada ke Bandara Kertajati. Menurutnya, hal itu disebabkan karena lengkapnya rute penerbangan yang tersedia di Bandara Soekarno-Hatta.
"Ketika ingin terbang ke Pekanbaru misalkan di sini gak ada ya otomatis harus ke Soetta atau pengen terbang ke Batam di sini adanya jam 3 sore dia pengennya pagi otomatis tetap ke Soetta. Itu yang kami temui kondisi di lapangan," katanya.
Padahal, jika melihat dari akses dan jarak tempuh, kata Ari, Bandara Kertajati lebih mudah untuk dikunjungi masyarakat daripada harus ke Bandara Soekarno-Hatta.
"Kelebihannya kita, akses lebih dekat, kemudian aksesibilitas lebih mudah dan murah dan layanan lebih cepat," ungkapnya.
Ari mengungkapkan, kurangnya rute penerbangan di Bandara Kertajati lantaran pihaknya ingin fokus menumbuhkan kepercayaan masyarakat dengan rute-rute yang sering digunakan.
"Sehingga dengan rute-rute yang ada, kita maksimalkan dulu nanti baru ditambah rute lainnya. Jadi artinya memang kekurangan itulah yang menyebabkan masyarakat kita memilih Soetta," katanya.
Tak hanya itu, fasilitas penunjang seperti ketersedian hotel juga menjadi salah satu alasan masyarakat lebih memilih Bandara Soekarno Hatta.
"Di support sistemnya, hotel baru terbatas. Kalo di Jakarta kan pusat kota kemudian dekat ke mana-mana, maka kita di sini belum ada support bisnisnya yang kita rencanakan nanti ada aerocity, tapi belum tumbuh seperti seharusnya," kata dia.
Ari memastikan, hingga saat ini, pihaknya masih fokus mempromosikan Bandara Kertajati kepada masyarakat agar menjadi lokasi favorit penerbangan.
"Sampai saat ini kita selalu promosi ke masyarakat bahwa Kertajati aksesnya cepat, begitu pun fasilitas maupun keamanan atau pelayanan bandara sudah distandarisasi jadi sama saja dengan Soetta," katanya.
Senada, Executive General Manajer BIJB, Nuril Huda mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu untuk menyosialisasikan ke masyarakat terkait mudahnya akses menuju Bandara Kertajati dengan hadirnya Tol Cisumdawu.
"Yang kita butuhkan adalah waktu karena kita butuh waktu untuk menyosialisasikan ke masyarakat agar masyarakat mengetahui kondisi Bandara Kertajati sekarang," ucap Nuril.
Nuril menargetkan, tahun depan ada sebanyak 1,6 juta masyarakat yang terbang dari Bandara Kertajati.
"Di tahun depan sesuai proyeksi kita, kita itu berharap berada di 1,6 juta penumpang harapannya. Dan itu kalau dengan hitungan- hitungan rute yang sudah ada, jika itu terisi semua maka itu bisa terpenuhi," kata dia.
Oleh karena itu, Nuril mengajak seluruh pihak terkait untuk bersama-sama menyosialisasikan Bandara Kertajati ini kepada masyarakat.
"Dibantu dengan pemprov, dibantu dengan stakeholder kami untuk sama-sama menyosialisasikan agar bandara ini tingkat viralnya terjaga. Kita harapannya ke depan itu viralnya positif. Dengan di reaktivasi kembali ini maka viralnya ke depannya itu harapannya berita-beritanya selalu positif agar bertumbuhnya itu cepat dan baik," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perkeretaapian dan Pengembangan Transportasi, Dani Gumelar menilai, Bandara Kertajati memiliki potensi yang sangat besar mengingat jumlah penduduk di Jabar yang mencapai hampir 50 juta.
"Artinya kalau mencoba kita presentasikan, gak usah muluk muluk lah sampai 10-15 persen yang naik pesawat dari Kertajati, kita cukup 5 persen saja di tahun pertama dan kedua itu sudah luar biasa," katanya.
"Artinya di tahun pertama dan kedua itu antara 2-3 juta orang pertahun yang landing dan take off dari Kertajati itu cukup memberikan keramaian di Bandara Kertajati itu sendiri," ujar dia.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait