Relawan Rumah Teduh Sukabumi akhirnya memutuskan untuk menolak saran dari Dinkes Kabupaten Sukabumi karena menurutnya, Raya yang sedang kritis dirawat di rumah sakit besar di Kota Sukabumi saja kewalahan, apalagi dipindahkan ke rumah sakit yang lebih kecil milik Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Hingga batas waktu yang ditentukan, akhirnya Raya menjadi pasien pembayaran tunai yang dibiayai sepenuhnya oleh Rumah Teduh Sukabumi.
Pada hari ketiga dirawat, biaya yang harus ditanggung relawan sebesar Rp11.669.950. Biaya tersebut terus bertambah sesuai dengan tindakan yang diberikan pihak rumah sakit dalam upaya kesembuhan Raya.
Hingga pada Kamis (22/7/2025), nyawa Raya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.
Total biaya yang harus dibayar oleh relawan Rumah Teduh Sukabumi hingga hari terakhir Raya di rumah sakit berjumlah hampir Rp23 juta.
"Sejauh yang saya pahami perkembangan kasusnya yang menjadi payung utama itu Rumah Teduh. Kontribusinya paling banyak itu memang hanya Rumah Teduh yang berani menanggungjawabi kasus Raya," ujar Humas RSUD R Syamsudin SH, dr Irfan yang juga dokter IGD RSUD Syamsudin, Selasa (19/8/2025).
Menurutnya, kasus seperti Raya seharusnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah, mengingat pasien berasal dari keluarga miskin dengan kondisi tempat tinggal sangat sederhana.
"Dari kita billing-nya itu sekitar Rp20-an juta namun sudah dikasih keringanan dari rumah sakit. Memang saya pribadi juga agak mempertanyakan biasanya yang seperti ini intervensi dari pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi tapi untuk kasus ini sayangnya tidak ada," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Wardi Sutandi menjelaskan, pengajuan KIS dari BPJS Kesehatan sudah dilakukan namun tetap terkendala.
"Betul. Tidak mendapat BPJS, karena kan saat ini pengajuan BPJS sulit banget. Kalau (pihak) desa mah harus ada ini ini (persyaratan) saya laksanakan. Seketika Kades diminta tolong masyarakat, ada persyaratan yang bisa dikeluarkan desa, ke atasnya mentok," ujar Wardi.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait