MAJALENGKA, iNews.id - Satlantas Polres Majalengka menerapkan ganjil-genap di kawasan objek wisata Paralayang, Kecamatan/Kabupaten Majalengka. Rencananya, kebijakan itu mulai diberlakukan Jumat (17/9/2021) besok.
Kasatlantas AKP Luky Martono mengatakan, kebijakan itu seiring dengan mulai dibukanya objek wisata, pasca-Majalengka ditetapkan sebagai daerah dengan PPKM Level 2. Dikatakannya, dengan status level 2, dikhawatirkan akan banyak pengunjung yang berlibur ke objek wisata, khususnya Paralayang yang berimbas terjadinya kerumunan.
"Majalengka kan sudah di level dua dan masyarakat tahu itu. Otomatis ada kelonggaran aktivitas. Jadi mereka merasa bisa main nih. Nah kami antisipasi ke tempat wisata jangan sampai ada lonjakan siginifikan biarpun dinas sudah memberlakukan pembatasan 25 persen dari kapasitas," kata Kasat.
Kendati demikian, Luki mengatakan, pemberlakuan itu hanya diterapkan di objek wisata Paralayang saja. Dijelaskannya, kebijakan itu masih bersifat uji coba.
"Paralayang ini sifatnya baru uji coba, sambil menunggu data lokasi wisata mana saja yang ramai," kata dia.
Kendati akan ada kebijakan ganjil genap, tetapi ada pengecualian untuk aktivitas dan kondisi tertentu. Mobil damkar, ambulans, mobil jenazah/tenaga Medis, kendaraan dinas TNI/Polri masuk dalam pengecualian itu.
"Kendaraan yang berpelat nomor tidak sesuai dengan tanggal, ganjil atau genap, pada hari tersebut akan diputarbalikkan," tutur dia.
Terpisah, pengelola Paralayang Dede Sofyan mengaku tidak mengetahui secara pasti rencana tersebut. Dia mengakui dapat informasi itu dari masyarakat yang mempertanyakan kebenarannya.
"Kami malah taunya dari teman-teman, termasuk dari teman media. Sampai saat ini belum ada pembicaraan (dengan pihak kepolisian)," kata dia.
Terkait rencana itu, Dede memperkirakan kondisi objek wisata yang dikelolanya akan lebih sepi lagi. Dia beralasan, saat ada kebijakan kuota 25 persen pun, kondisi kunjungan masih sangat minim.
"Padahal tingkat kunjungan saat ini tidak mencapai 25 persen, seperti batas maksimal PPKM level 2. Imbasnya semakin sulit menutupi biaya operasional dan lain-lain," ucap Dede.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait