BANDUNG, iNews.id - Pemerintah mendorong banyaknya lahan tidur di Jawa Barat memiliki nilai ekonomi dan produktif, seperti dimanfaatkan sebagai destinasi wisata alam atau agro wisata. Namun begitu, upaya tersebut perlu dorongan semua pihak.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim mengatakan, telah banyak lahan tidur yang mampu disulap menjadi lahan produktif untuk pertanian atau agro wisata.
"Sudah banyak yang sukses dalam mengelola alam yang dijadikan lahan produksi, wisata alam, dan sebagainya, " kata dia dalam siaran persnya, Minggu (23/10/2022).
Bila potensi keindahan alam dikelola dengan baik dan menggunakan hati, maka akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata. Apalagi seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat, maka kebutuhan akan wisata turut meningkat.
Hanya saja, dia mengajak pelaku usaha untuk selalu tekun karena membangun pariwisata tidak bisa instans dan langsung terlihat hasilnya. "Butuh waktu untuk kita mempromosikannya," kata dia.
Arif juga mengajak masyarakat bisa memaksimalkan lahan-lahan tidur atau lahan perhutanan sosial untuk kepentingan produktif. Dengan begitu lahan-lahan yang dibagikan pada masyarakat untuk digarap itu bisa dimanfaatkan dan dikembangkan dengan optimal.
"Kami akan menggandeng sejumlah startup sektor pertanian dan perikanan untuk bekerja sama dan mendampingi masyarakat dalam pemanfaatan lahan perhutanan sosial," ucapnya.
Arif menambahkan, Kemenkop UKM turut mengembangkan destinasi wisata di Indonesia sekaligus menggerakkan perekonomian masyarakat dari aktivitas pariwisata yang ramah lingkungan.
"Karena ini merupakan sektor yang sangat prospektif untuk mendatangkan kesejahteraan kepada masyarakat secara adil dan merata tanpa mengeksploitasi alam secara berlebihan. Kami harap sektor ini dapat memberikan kontribusi besar bagi perekonomian masyarakat sekitar," kata Arif.
Namun, kata Arif, pekerjaan rumah besar ini tidak dapat dilakukan sendiri. "Butuh kolaborasi multipihak. Kita harus memperkuat semangat kolaborasi peran UMKM dalam perekonomian nasional," ujar dia.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait