Ating menerangkan, jenis kopi arabika yang terendam banjir biasanya dijual dengan harga Rp75.000 per kilogram. Akan tetapi jika kualitas kurang baik misalnya karena terendam banjir, kopi tersebut hanya bisa dijual dengan seharga Rp20.000 per kilogramnya. Sebab kondisinya dijual dalam keadaan basah dan kalau menunggu kering lama lagi.
"Kerugian yang dialami sekitar Rp150 juta, padahal itu juga buat modal lagi," keluhnya.
Kepala Desa Mekarwangi, Yayan Hardiana menyebutkan, selain pengusa kopi sekitar 100 hektare lahan pertanian pun rusak akibat banjir tersebut. Lahan pertanian jadi yang terdampak paling parah akibat banjir sehingga petani hanya bisa pasrah.
“Lahan pertanian yang terendam banjir itu ditanami beragam jenis tanaman hortikultura, semuanya rusak dalam sekejap,” katanya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait