Lahan pertanian dan kopi yang terdampak banjir bandang akibat meluapnya aliran Sungai Cibeber di Desa Mekarwangi, Kecamatan Sindangkerta, KBB, sehingga mengakibatkan kerugian ratusan juta rupiah. (Foto: Istimewa)

BANDUNG BARAT, iNews.id - Banjir bandang akibat meluapnya aliran Sungai Cibeber di Desa Mekarwangi, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB), berdampak luas. Salah satu yang terdampak dari peristiwa pada pekan lalu itu, adalah para petani kopi

Pasalnya, sejumlah lahan perkebunan dan tempat produksi pengolahan kopi yang berada di lima kampung di Desa Mekarwangi, ada yang terendam dan diterjang banjir lumpur. Ketinggian air saat kejadian bahkan mencapai setengah meter. 

"Banjir bandang kemarin sangat besar, selain menerjang area perkebunan, tempat produksi dan biji kopi yang sudah dipetik juga ikut terendam," kata salah seorang petani yang juga pengusaha kopi, Ating (47), Kamis (18/5/2023).

Ating menyebutkan, dalam tujuh tahun terakhir banjir bandang kali ini adalah yang paling besar. Biasanya kalaupun ada banjir tidak sampai meluap ke wilayah permukiman warga. Sementara kali ini, banjir bandang menerjang lima kampung dan merendam puluhan rumah termasuk sekolah.

Akibat peristiwa tersebut, dia mengalami kerugian cukup besar karena barang-barang di dalam gudang penyimpanan kopi ikut terendam banjir lumpur. Sedangkan jumlah kopi yang terdampak banjir sejauh ini yang terdata sebanyak 2 ton lebih. 

"Kopi itu sebenarnya sudah siap jual, tapi malah terkena banjir otomatis akan memengaruhi kualitas pada kopi nantinya kalau sudah diolah,” kata dia. 


Ating menerangkan, jenis kopi arabika yang terendam banjir biasanya dijual dengan harga Rp75.000 per kilogram. Akan tetapi jika kualitas kurang baik misalnya karena terendam banjir, kopi tersebut hanya bisa dijual dengan seharga Rp20.000 per kilogramnya. Sebab kondisinya dijual dalam keadaan basah dan kalau menunggu kering lama lagi.

"Kerugian yang dialami sekitar Rp150 juta, padahal itu juga buat modal lagi," keluhnya. 

Kepala Desa Mekarwangi, Yayan Hardiana menyebutkan, selain pengusa kopi sekitar 100 hektare lahan pertanian pun rusak akibat banjir tersebut. Lahan pertanian jadi yang terdampak paling parah akibat banjir sehingga petani hanya bisa pasrah. 

“Lahan pertanian yang terendam banjir itu ditanami beragam jenis tanaman hortikultura, semuanya rusak dalam sekejap,” katanya. 


Editor : Asep Supiandi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network