Banjir kerap menggenangi jalan di Kelurahan Utama, Cimahi Selatan, beberapa waktu lalu. Maraknya alih fungsi lahan membuat penanganan banjir di Kota Cimahi harus terintegrasi. (Foto: Istimewa)

Pasalnya di sana awalnya banyak kebun dan sebagainya telah berubah jadi perumahan. "Jadi run off airnya tinggi, yang asalnya run off-nya hanya 30% aja mengalir dipermukaan, sekarang mungkin sudah 70% karena sudah jadi perumahan," ujarnya. 

Menurut M Nur Kuswandana, saat kawasan tersebut masih berupa sawah atau kebun, saat hujan, air masih bisa terserap. Tapi ketika berubah menjadi kawasan hunian, area tangkapan air (catchment area) berkurang, sehingga drainase harus diperbesar.

DPKP Cimahi, tutur M Nur, secara rutin selalu melakukan pemeliharaan di seluruh sungai yang ada di Kota Cimahi, untuk penanganan banjir secara keseluruhan. Di sejumlah titik juga dilakukan perbaikan kirmir, dan peninggian tanggul sungai seperti di Melong.

"Kalau hujan kecil masih bisa ditahan oleh tanggul, tapi ketika hujan besar masih tetap bisa menyebabkan banjir. Jadi tinggi atau rendahnya debit air sangat berpengaruh," tutur M Nur Kuswandana.


Editor : Agus Warsudi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network