Atalia mengungkapkan, program yang dilaksanakan sejak tahun 2019 ini merupakan sekolah nonformal perempuan pertama di Indonesia yang diselenggarakan di level pemerintah provinsi yang dilaksanakan serentak di 27 kota/kabupaten di Jabar.
“Sebagai program baru, tentu pemerintah berharap kebermanfaatan program ini betul-betul bisa dirasakan dan bisa menjadi program yang berkelanjutan. Karenanya menjadi penting untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengembangan program komunikasi instruksional sekolah nonformal ‘Sekoper Cinta’ terhadap perubahan perilaku peserta didik di provinsi Jawa Barat,” kata Atalia.
Dalam Sidang Doktor tersebut, Dekan Fikom Unpad Dr Dadang Rahmat Hidayat bertindak sebagai Sekretaris Sidang. Tim promotor terdiri dari Dr Susanne Dida, MM., (ketua), Dr Dadang Sugiana, MSi, dan Dr Purwanti Hadisiwi, MSi. Sementara tim penelaah terdiri dari Prof Dr Engkus Kuswarno, MS, Dr Tine Silvana Rachmawati, MSi, dan Dr Jenny Ratna Suminar, MSi. Sidang Doktor ini dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil, serta sejumlah pimpinan daerah dan rektor perguruan tinggi.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait