Petani KJA di kawasan Bongas, Cililin, KBB, mulai mengurangi benih yang ditebar sebagai antisipasi terjadinya kematian massal ikan imbas dari cuaca buruk. (Foto/MPI/Adi Haryanto)

Kalau terjadi kematian massal, kerugian yang dialami tidak akan terlalu besar. "Kalau misalnya ada kematian ikan karena cuaca buruk, maka ruginya tidak akan terlalu besar," ujar Asep Elep.

Asep Elep menuturkan, peternak ikan sudah mengetahui kondisi siklus cuaca yang kurang bersahabat bagi budidaya ikan di KJA. Makanya ketika musim hujan mereka otomatis mengurangi tabur benih. 

Langkah pengurangan ini dilakukan berdasarkan pengalaman serta merujuk kalender prediksi kematian massal ikan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). 

Pada siklus itu diprediksi Bulan November hingga Maret masuk waktu bahaya. Artinya potensi kematian massal sangat besar selama lima bulan ini. 

Alasannya karena cuaca ekstrem serta fenomena umbalan (upwelling) yakni peristiwa naiknya air bagian dasar waduk ke permukaan yang membawa senyawa beracun. 

"Fenomena upwelling di Waduk Saguling memang sudah terjadi sejak Desember, tapi jumlah kematiannya gak besar. Paling dari satu petak, yang mati sekitar 10-15% atau sekitar 15 kilogram," tuturdia.


Editor : Agus Warsudi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network