Alasannya, lanjut Hildan, pedagang kaki lima dan pasar-pasar yang tadinya menggunakan badan jalan yang harus dilalui pengemudi, belum sepenuhnya beres dan masih menyisakan persoalan. Sebab jika harus dilalui oleh angkot akan menambah kemacetan yang berakibat waktu mencari penumpang habis oleh kemacetan.
Selain itu, juga konsumsi bahan bakar akan mempengaruhi jika terjadi kemacetan yang akhirnya mengurangi penghasilan para sopir angkot. Untuk itu para pengemudi keberatan menjalankan reaktivasi trayek dan meminta penangguhan. Mereka bersedia melaksanakan reaktivasi jika jalurnya sudah clear dan bisa dilalui oleh para sopir.
Di lain pihak, Kepala Dishub Kota Sukabumi, Abdul Rachman mengatakan, pihaknya mengerti keberatan para sopir angkot tersebut dan menangguhkan reaktivasi trayek.
"Namun persyaratan mereka (pengemudi) tetap harus masuk terlebih dahulu ke Pasar Pelita dan diperbolehkan untuk memutar kembali ke jalur lama," ujarnya.
Dia juga akan meminta kepada instansi terkait untuk membersihkan jalur angkot dari pedagang kaki lima dan juga meminta memperbaiki infrastruktur jalan. Juga meminta sopir untuk tidak berputar sembarangan hingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait