Sesar Garsela (lingkaran merah) membentang di 8 kecamatan di Kabupaten Garut. (FOTO: ISTIMEWA)
Agus Warsudi

BANDUNG, iNews.id - Gempa bumi magnitudo 4,4 (M4,4) yang mengguncang Kabupaten Garut pada Rabu (1/2/2023) pukul 22.57 WIB, dipicu oleh Sesar Garut Selatan (Garsela) dengan mekanisme mendatar. Sesar Garsela merupakan patahan aktif yang selama ini jadi pemicu gempa di Kabupaten Garut.

Pelaksana tugas (plt) Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan, lokasi pusat gempa bumi terletak di darat Kabupaten Garut. Morfologi daerah sekitar pusat gempa bumi merupakan perbukitan bergelombang, terjal, dan lembah. 

"Wilayah ini secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras/ batuan lunak (kelas C). Batuannya merupakan endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda terdiri-dari breksi gunung api, lava dan tuff," kata plt Kepala Badan Geologi dalam keterangan tertulis, Kamis (2/2/2023). 

Muhammad Wafid menyatakan, sebagian batuan rombakan gunung api tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter secara umum bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi. 

Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal yang tersusun oleh batuan rombakan gunung api yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif berupa Sesar Garsela dengan mekanisme sesar mendatar," ujar dia. 

"Menurut peta geologi lembar Garut dan Pameungpeuk dari Badan Geologi, terdapat sesar mendatar di sekitar lokasi pusat gempa bumi," tutur Muhammad Wafid.

Plt Kepala Badan Geologi mengatakan, hingga laporan ini dibuat, menurut informasi dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Rd Satria Budi dan informasi penduduk setempat, gempa bumi tersebut telah mengakibatkan satu orang luka-luka di Kecamatan Samarang.

Selain itu, kerusakan beberapa bangunan di Desa/Kecamatan Pasirwangi; Desa Cisarua dan Samarang, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.

Guncangan gempa bumi dirasakan di daerah sekitar lokasi pusat gempa bumi pada skala intensitas antara III - IV MMI (Modified Mercalli Intensity). 

Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada kawasan rawan  bencana (KRB) gempa bumi menengah. 

"Kejadian gempa bumi tersebut tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat," ucap plt Kepala Badan Geologi.

Badan Geologi merekomendasikan, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi.

Penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bangunan di Kabupaten Garut harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

Karena wilayah Kabupaten Garut tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi gempa bumi. Demikian juga wilayah pantai selatan Kabupaten Garut yang rawan tsunami harus ditingkatkan upaya mitigasi tsunami.

Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

Badan Geologi akan mengirim Tim Tanggap Darurat (TTD) ke lokasi bencana untuk menginventarisir dampak kejadian gempa bumi dan memberikan rekomendasi teknis, serta melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Garut.


Editor : Agus Warsudi

BERITA TERKAIT