Di beberapa sudut terdapat dekorasi lampion warna merah. Karenanya, jika belum tahu, orang pasti akan salah menduga tempat ibadah itu sebagai kelenteng dan vihara tempat ibadah penganut Konghucu dan Budha.
Masjid Al Imtizaj terletak persis di tepi jalan. Setiap Jumat, masjid ini dipenuhi jemaah dari berbagai kalangan. Lokasinya yang berada di tengah-tengah pertokoan membuat keberadaan Al Imtizaj mencolok dan menarik perhatian.
Amen, pengurus Masjid Al Imtizaj mengatakan, masjid dua lantai ini berdiri di atas lahan bekas pusat perbelanjaan ternama. Lantai pertama untuk jemaah laki-laki dan kedua untuk perempuan.
Selain karena arsitektur yang unik dan menarik, ujar Amen, masjid yang mulai dibangun 2008 dan selesai pada 2010 ini, juga sarat akan nilai dan makna, terutama toleransi antarumat beragama. Masjid Al Imtizaj dibangun oleh H Mulyana ini semula diperuntukkan bagi mualaf.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait