Aktivis demokrasi sekaligus Direktur DEEP Indonesia Neni Nur Hayat menuntut Gubernur Jabar Dedi Mulyadi meminta maaf. (Foto: iNews)

Selain doxing, Neni juga mengaku mengalami serangkaian teror di medsos. Mirisnya, teror itu bukan sebatas ujaran kebencian, tapi ancaman.

“Ini bukan hanya permasalahan hate speech atau caci maki. Itu saya sudah biasa. Tapi ini sudah sampai ancaman penyiksaan, ancaman nyawa. Itu yang menurut saya tidak bisa saya biarkan begitu saja,” ujar Neni.

Minta Maaf Terbuka

Ikhwan mengatakan, dengan somasi ini, Neni berharap Pemprov Jabar menyadari kekeliruan Diskominfo Jabar dalam tindakan memasang foto Neni tanpa izin. Neni meminta Pemprov Jabar menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

Selain itu, Ikhwan meminta video yang memampangkan wajah Neni di-takedown oleh Diskominfo Jabar. Sebab, hingga hari ini, video dengan foto Neni masih terpampang di medsos Diskominfo Jabar.

“Kami memberikan waktu 2x24 jam untuk melakukan takedown dan 1x5 hari untuk menyelesaikan ini dengan cara minta maaf secara terbuka di media,” kata Ikhwan.

Somasi, ujar Ikhwan, adalah langkah persuasif yang diambil. Jika tak ada itikad baik dari Pemprov Jabar, tidak menutup kemungkinan masalah ini bakal dibawa ke ranah hukum.

“Karena itu menurut undang-undang, perlindungan data pribadi itu memasang wajah tanpa izin di media sosial itu ada ancaman pidananya, bisa jadi kami akan mengambil langkah pidana kalau seandainya tidak ada penyelesaian yang bijaksana begitu,” ujar Ikhwan.


Editor : Kastolani Marzuki

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network