SUKABUMI, iNews.id - Sebanyak 66 calon jemaah haji (calhaj) asal Sukabumi gagal berangkat ke tanah suci Makkah. Mereka terdiri dari 16 calhaj dari Kota Sukabumi dan 50 calhaj lainnya dari Kabupaten Sukabumi.
Alasan mereka, karena biaya yang belum lunas. Selain adanya kebijakan baru terkait tidak ada penggabungan mahrom.
Kepala Seksi Penyelengara Haji dan Umroh Kemenag Kabupaten Sukabumi, Rizal Yusup Ramdhan mengatakan, ada sekitar 1.605 jemaah yang sudah melakukan pelunasan, 1.420 di antaranya merupakan jemaah murni dan 235 cadangan.
"Jika dilihat dari data jumlah jemaah cadangan dan jumlah jemaah murni serta yang siap berangkat itu, maka ada sekitar 50 calhaj pada tahun ini yang harus rela menunda keberangkatannya,” kata Rizal kepada iNews.id, Kamis (25/5/2023).
Lebih lanjut Rizal mengatakan, puluhan calhaj asal Kabupaten Sukabumi itu batal berangkat mayoritas karena tidak memenuhi persyaratan. Salah satunya kesehatan atau sakit dan belum melunaskan biaya keberangkatan haji.
“Selain ada yang sakit, ada juga yang memiliki urusan pekerjaan lain. Ada yang tidak memiliki kesiapan finansial untuk melunasi pembayaran di tahun ini, tidak ada pendamping dan lainnya,” ujar Rizal.
Pada tahun ini, lanjut Rizal, sebanyak 400 calhaj kloter pertama asal Kabupaten Sukabumi rencananya akan berangkat pada hari ini, Kamis (25/5/2023) sekitar pukul 10.35 WIB.
“Nah, di Kloter terakhir atau kloter 70 akan tiba di Pusbang Dai Cikembang Kecamatan Cikembar pada Selasa 20 Juni 2023 sekitar pukul 16.35 WIB dan akan di berangkatkan ke Asrama Bekasi sekitar pukul 19.35 WIB dengan jumlah jemaah 440 orang,” ujar Rizal.
Sementara itu, Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Kota Sukabumi, Abdul Manan mengatakan kondisi yang sama juga terjadi di Kota Sukabumi. Sebanyak 250 jemaah yang akan berangkat, 16 orang calhaj harus ditunda karena berbagai alasan.
“Kita itu kuota ada tiga jenis, kuota murni 243, kuota lansia 6 orang. Jadi 249 ditambah kuota pembimbing 1 orang jadi 250. Dari 250 itu ada 16 jemaah yang menunda keberangkatannya karena berbagai faktor. Ada yang karena sakit, sudah meninggal, ada karena tidak siap ekonomi belum melunasi atau tadi ingin bersama-sama dengan mahromnya sehingga dia menunda keberangkatan,” ujar Manan.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait