CIANJUR, iNews.id - Setahun silam tepat hari Senin tanggal 21 Nopember 2022, sekitar pukul 13.21 WIB, gempa M5,6 mengguncang sebagian wilayah Kabupaten Cianjur. Dampak akibat gempa bumi dahsyat tesebut meluluhlantakan infrastruktur jalan, jembatan, bangunan, lonsor dan ratusan nyawa melayang.
Kejadian tersebut masih membekas bagi masyarakat Cianjur. Bupati Cianjur Herman Suherman dan jajarannya dalam satu tahun ini terus berupaya untuk memulihkan kondisi pascagempa.
Untuk mengenang dan merefleksi kejadian gempa bumi satu tahun lalu, Pemkab Cianjur menggelar istigasah yang dipusatkan di Mesjid Agung Cianjur, Selasa (21/11/2023).
Istigasah bukan hanya digelar untuk mengingat kembali risiko dan bahaya dari gempa bumi dan wilayah Cianjur yang rawan bencana alam.
Akan tetapi bertujuan untuk lebih mawas diri sekaligus mendekatkan diri dengan Allah SWT, agar dijauhkan dari bencana dan segala marabahaya di Kabupaten Cianjur pada khususnya.
Istigasah yang dipusatkan di Masjid Agung Cianjur dihadiri Bupati Cianjur Herman Suherman dan Forkopimda, Ketua MUI Cianjur KH Abdul Rouf dan ribuan warga Cianjur dengan Mubalig Buya Yahya, Pimpinan dari Pondok Pesantren Al-Bahjah, Cugenang.
Menurut Herman, kegiatan istigasah ini merupakan upaya bersama-sama untuk berdoa atas cobaan musibah dari Allah SWT, seperti halnya musibah gempa bumi satu tahun lalu itu. Kejadian tersebut jelas menimbulkan kerugian bukan saja harta benda, melainkan juga korban jiwa.
"Semoga dengan digelarnya istighosah dan doa bersama, masyarakat Cianjur selalu diberikan kesehatan dan keselamatan oleh Allah SWT," ujar Herman, di Masjid Agung, Selasa (21/11/2023).
Herman mengatakan, pascagempa bumi, menjadi momentum kebangkitan bersama-sama. Dengan kebersamaan dan kekeluargaan yang diimplementasikan dalam tindakan gotong-royong membangun kembali Cianjur dan bangkit dari keterpurukan sesuai dengan jargon “Cianjur Bangkit”.
"Istighosah ini merupakan ikhtiar sebagaimana Allah SWT menganjurkan dalam firman-nya "Ud uni astajib Lakum” yang artinya berdoalah, niscaya aku kabulkan. Maka doa adalah bagian dari upaya dan yang tidak kalah pentingnya adalah usaha yang serius untuk tetap fokus mewujudkan cita-cita mulia ini, bangkit dari keterpurkan," ujar Herman.
Seperti yang diketahui, akibat dahsyatnya gempa bumi 1 tahun lalu itu sebanyak 602 orang dinyatakan meninggal dunia dan 166.927 orang harus mengungsi ke tempat yang aman.
Tidak hanya itu, gempa yang menyebabkan 16 kecamatan dan 180 desa terdampak itu juga membuat 59.889 rumah, 18 fasilitas kesehatan, 281 tempat ibadah, 701 fasilitas pendidikan, dan 18 kantor dan gedung mengalami kerusakan mulai dari level ringan, sedang dan berat.
Berbagai simpati, bantuan logistik, hingga donasi datang bergelombang dari berbagai pihak. Total donasi gempa Cianjur yang dirilis Pemkab Cianjur ada sekitar Rp61.862.976.819 dengan rincian bantuan provinsi/kota/kabupaten Rp30.599.873.400, bantuan donasi (27 Januari 2023) Rp31.232.793.574, dan bunga jasa/giro dari donasi Rp30.309.849.
Pemerintah pusat dalam hal ini Presiden Jokowi langsung melakukan gerak cepat pemulihan pascagempa yang terjadi di Cianjur.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait