Yenny Wahid: Ganjar-Mahfud Paling Dekat dengan Nilai-Nilai yang Diwariskan Gus Dur

KARAWANG, iNews.id - Putri Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau dikenal Yenny Wahid menilai Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai pasangan capres-cawapres yang paling dekat dengan nilai-nilai warisan ayahnya. Paslon nomor urut 3 itu sosok yang harus didukung pada Pilpres 2024 nanti.
"Capres dan cawapres yang paling mendekati nilai-nilai Gusdur dari semua yang ada, itu adalah pasangan Ganjar-Mahfud," kata Yenny Wahid dalam acara Haul KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang ke-14 sekaligus "Berdoa untuk Bangsa" di Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/12).
Menurut Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD itu, Ganjar Pranowo merupakan sosok yang merakyat dan dekat dengan masyarakat. Keduanya juga datang dari kalangan orang biasa, antikorupsi dan kerjanya cepat.
"Pak Mahfud juga dari kalangan pesantren, Pak Ganjar dari kalangan pesantren, Bu Atikoh istri Pak Ganjar dari kalangan pesantren. Nah jadi kalau saya mah gampang di situ jelas kalau saya pasti mendukung pasangan nomor 3, Ganjar-Mahfud," katanya.
Yenny Wahid menjelaskan, sebelum melabuhkan dukungan kepada Ganjar-Mahfud, dirinya telah melakukan riyadhoh spiritual dan bertanya kepada para kiai-kiai. Menurutnya, banyak kiai yang juga mendukung Ganjar-Mahfud setelah istikharah di antaranya KH Ahmad Muhtadi Dimyathi atau akrab dikenal Abuya Muhtadi dan banyak lagi kiai di Jawa Timur.
"Nah ternyata hasil istikharah beliau sama dengan yang saya dapatkan untuk pasangan nomor 3, ya udah gaskeun," ujarnya.
Sebelumnya dalam pidatonya Yenny menyebut bahwa Gus Dur telah meletakkan fondasi demokrasi dan toleransi.
"Pancasila ini disetujui para ulama, sesuatu yang mengikat setiap warga negara Indonesia. Dalam Pancasila kita berharap masyarakat mendapat keadilan, masyarakat diperlakukan setara dengan perikemanusiaan, saling menghormati satu sama lain. Yang paling utama kita selalu ingat pada Tuhan yang Maha Esa," katanya.
Di samping itu, Gus Dur juga menjadi presiden pertama yang membuka istana negara menjadi istana rakyat.
"Istana terbuka untuk semua, banyak masyarakat datang masuk ke istana pertama kalinya melihat Istana Republik Indonesia. Karena buat Gus Dur, istana untuk kita semua. Kebetulan saja menjadi tempat tinggalnya Presiden. Tapi yang punya ya tetap rakyat Indonesia," ujarnya.
Editor: Maria Christina