WHO Minta Uji Klinis Vaksin Sinovac Diperpanjang, Ini Alasannya

BANDUNG, iNews.id - Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) memastikan uji klinis vaksin Sinovac di Bandung diperpanjang selama enam bulan ke depan. Perpanjangan tersebut merujuk permintaan Badan Kesehatan Dunia WHO.
"Informasi yang kami terima dari Bio Farma, WHO minta uji klinis vaksin Sinovac di Bandung diperpanjang enam bulan. Kami siap, siap saja, tinggal perlu perpanjangan kontrak baru," kata Ketua Tim Uji Klinis tahap 3 vaksin Sinovac Kusnandi Rusmil kepada MPI, Jumat (5/3/2021).
Menurut Kusnandi, permintaan tersebut bukan karena ada kesalahan uji klinis atau persoalan lain, tetapi untuk mengetahui jangka waktu vaksin Sinovac membentuk kekebalan dalam tubuh manusia guna melawan virus Covid-19. "Jadi untuk melihat kapan vaksinasi Sinovac ini mesti diulang," ujarnya.
Seharusnya, tutur Kusnandi, uji klinis vaksin Sinovac terhadap 1.620 relawan selesai sekitar Maret hingga April 2021. Hal itu sesuai jadwal awal, dilakukan dua kali penyuntikan kepada relawan. Setelah penyuntikan, dilakukan pemantauan selama tiga bulan.
"Nanti relawan akan disuntik lagi, tapi sifatnya tidak memaksa. Kalau mau ikut lagi silahkan, enggak juga tidak apa apa," tutur Kusnandi.
Dengan diperpanjangnya uji klinis fase 3 ini, kata Kusnandi, akan diketahui kekuatan antibodi vaksin terhadap virus Covid-19. Karena, bila dilihat berdasarkan periode tiga bulanan, antibodi vaksin Sinovac masih sangat tinggi, lebih dari 90 persen.
Kusnandi mengatakan, jangka waktu kemampuan vaksin membentuk antibodi penting diketahui untuk merencanakan program vaksinasi. Seperti halnya vaksinasi divteri, dilakukan selama empat kali serta vaksin influenza lainnya yang daya tahannya tidak lebih dari dua tahun.
"Ini kan vaksin yang dihasilkan dari virus yang dimatikan, kemampuannya tidak mungkin seumur hidup. Maksimal satu tahun, dua tahun sudah tidak terlalu bagus lagi. Nah ini yang ingin kami ketahui," ucapnya.
Editor: Agus Warsudi