Warga Geruduk Pengembang Resort Situ Gunung yang Diduga Tebang 20 Pohon di TNGGP
SUKABUMI, iNews.id - Ratusan warga Kecamatan Kadudampit menggeruduk Kantor Resort Situ Gunung, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Selasa (28/3/2023). Warga protes penebangan pohon di kawasan TNGGP oleh pengembang kawasan wisata itu.
Mereka datang dan menggelar aksi pertama pukul 13.00 hingga 17.00 WIB. Namun karena belum mendapatkan tanggapan dari pengembang kawasan wisata, warga kembali mendatangi Kantor Resort Situ Gunung TNGGP pada pukul 21.00 WIB. Warga membubarkan diri pada pukul 23.00 WIB.
Kepala Desa Gede Pangrango Asep Badrutamam mengatakan, sangat menyayangkan perusakan alam hutan lindung TNGGP tersebut.
Dia menilai seharusnya, kelesatarian alam dijaga untuk kehidupan generasi mendatang. Penebangan pohon tersebut berdampak terhadap warga sekitar TNGGP.
"Air keruh sudah jelas. Bahkan air sudah kurang. Yang dulunya untuk RT 32, 33 pasokan air cukup, sekarang sudah dirasakan berkurang," kata Kades Gede Pangrango.
Asep Badrutamam menyangkal pernyataan Kepala Resort Situ Gunung yang menyebutkan hanya 5 pohon yang ditebang dan sudah mendapatkan izin.
Warga merespons pertanyaan Kepala Resort Situ Gunung itu dengan mengecek ke lapangan. Hasilnya, warga menemukan fakta, lebih dari 20 pohon yang ditebang pengembang kawasan wisata itu.
"Penebangan harus dihentikan apa pun alasannya. Ketika ada lagi, masyarakat akan tetap melaporkan itu sebagai tindak pidana," ujar Asep Badrutamam.
Penebangan pohon dilakukan malam hari, tutur Asep Badrutamam, ilegal. Pengembang beralasan tidak menebang pohon siang hari karena takut terkena pengunjung.
Padahal pada Senin (27/3/2023), pengunjung sepi. Bahkan informasi yang didapat, suara gergaji mesin diredam pakai air
Sementara itu Kepala Resort Situ Gunung TNGGP Asep Suganda mengucapkan terima kasih kepada warga yang sudah ikut mengawasi menjadi sosial kontrol bagi pengembangan kawasan wisata Situ Gunung.
"Sebenarnya sama dengan tujuan kami, bagaimana cara kita mengembangkan eko wisata ini dengan ramah lingkungan sehingga tidak banyak terdampak pohonnya walaupun memang ada beberapa pohon yang terdampak (ditebang), baik akibat alam maupun oleh pembangunan," kata Asep Suganda.
Asep Suganda menyatakan, pengembang sudah menyiapkan beberapa program untuk mengantisipasi agar hutannya tetap lestari tetapi bernilai ekonomi.
Editor: Agus Warsudi