Viral Perjodohan Massal di Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari Ciamis, Cek Faktanya
CIAMIS, iNews.id - Beredar sebuah video khitab atau perjodohan massal santri dan satriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda 2 Bayasari, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Ciamis. Video itu viral setelah beredar luas di media sosial (medsos).
Dalam video berdurasi 3 menit yang diunggah beberapa hari lalu oleh akun Tiktok, @mataharimiftahulhuda2 tersebut, untuk menentukan perjodohan lima pasangan santri-santriwati, seperti diundi.
Terlihat acara perjodohan itu sangat meriah dan disaksikan oleh para santri dan santriwati lain. Pemandu perjodohan itu membuat undian untuk para santri dalam toples yang berisi nama santriwati tersebut.
Rois Aam Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari Ciamis ustaz Ade Hilman mengatakan, acara perjodohan massal para santri dan santriwati telah menjadi agenda tahunan ponpes.
"Perjodohan yang seakan diundi tersebut hanya gimik seremoni untuk memeriahkan acara," kata Rois Aam Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari.
Yang terjadi sebenarnya, ujar ustaz Ade Hilman, para santri dan santriwati yang dijodohkan tersebut telah melewati proses sangat panjang. Perjodohan atau khitbah massal ini bentuk kasih sayang para guru terhadap para santri yang mondok di pesantren dengan berbagai pertimbangan.
"Khitbah massal tahun ini ada lima pasangan yang dijodohkan. Ini tidak sembarangan menjodohkan. Para dewan kiai dan guru telah melakukan rapat terlebih dahulu untuk menjodohkan santrinya. Rata-rata yang dijodohkan ini santri yang memang sudah lama mondok di pesantren selama kurang lebih belasan tahun,” ujar Ade Hilman.
Para dewan kiai dan guru, tutur Rois Aam Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari, terlebih dulu membaca atau meneliti karakter para santri yang akan dijodohkan.
Selain itu, tutur dia, keluarga dan kultur daerahnya pun menjadi poin penelitian untuk perjodohan tersebut. Kemudian setelah melewati tahapan itu, nanti santri akan memasuki tahap istikharah sebagai syarat untuk memasuki tahap pemanggilan kedua santri dan orang tua mereka untuk menentukan konfirmasi hingga waktu pelaksanaan khitbah dan pernikahan.
"Jadi perjodohan ini satu sama lain ada izin dari para santri dan orang tua. Proses istikharahnya juga dengan banyak kiai yang memang sudah fiqah, memiliki kedekatan dengan Allah SWT. Kalau dalam bahasa hikam itu sudah marifat atau salik sebagai ahli ibadah,” tutur dia.
Ade Hilman mengatakan, perjodohan massal sudah ada sejak zaman para pendiri Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari. Namun tradisi tersebut sempat redup dan kemudian kembali hadir pada beberapa tahun ke belakang dikarenakan jumlah santri yang semakin banyak.
Ditanya apakah santri dan santriwati calon mempelai itu saling mengenal sebelumnya, ustaz Ade Hilman, menyatakan, secara korganisasian dan pendidikan, mereka mengenal.
Namun tidak dekat seperti layaknya dua orang berpacaran. Mereka tidak menjalani masa berpacaran. Justru, mereka akan berpacaran setelah menikah nanti.
"Setelah khitbah massal tahun sekarang, nanti para calon suami istri akan melaksanakan pernikahan massal pada 23 Januari 2023. Untuk biayanya juga difasilitasi dari pesantren hampir 80 persen dari mulai mas kawin dan lain-lainnya,” ucap ustaz Ade Hilman.
Lewat perjodohan itu, ujar Rois Aam Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari Ciamis, para santri dan santriwati diharapkan menjadi keluarga yang maslahat, manfaat, dan dapat menyampaikan dakwah sebagai syiar Islam.
Editor: Agus Warsudi