Viral, Bapak-Bapak Korban Gempa Cianjur Pakai Daster, Ridwan Kamil: Siang Joni, Malam Jeni
CIANJUR, iNews.id - Di tengah bencana yang melanda Kabupaten Cianjur, terjadi momen lucu. Bapak-bapak terpaksa mengenakan daster emak-emak lantaran tidak ada lagi pakaian.
Kondisi memaksa itu terjadi lantaran sebagian besar bantuan baju yang mereka terima mayoritas pakaian perempuan, berupa gaun dan daster. Sedangkan, baju laki-laki sangat sedikit.
Foto momen lucu berbaris mengenakan daster itu pun viral di media sosial. Dalam salah satu foto, seorang bapak menutupi wajah dengan dua telapak tangan karena malu mengenakan daster.
Selain mengunggah foto, admin medsos tersebut menggunggah keterangan:
"Aya titip pesan tipara pengungsi baraya, saurna upami ngintun bantuan pakaian ulah acuk istri wae, hawatos pameget na tekabagean (Ada titipan pesan dari para pengungsi, teman-teman. Katanya, kalau mengirimkan bantuan pakaian, jangan baju perempuan semua. Para kaum lelaki tidak kebagian."
Unggahan lucu itu pun diposting ulang oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil melalui akun @ridwankamil. Dalam unggahannya, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu, selain mem-posting foto bapak-bapak berdaster, juga menulis:
"YTH PARA DONATUR,
Jika menyumbang baju, mohon diperbanyak baju lelaki juga. Agar para bapack-bapack tidak memakai daster semeriwing terus di pengungsian. Pakaian dalam baru juga sangat dibutuhkan.
Silakan kirim ke pendopo Bupati atau via @jabarquickresponse
Karena jika tidak, maka siang Joni dan Yanto, malam jadi Jeni dan Yanti karena ini."
Kontan saja unggahan lucu Kang Emil dibajiri 277.303 like dan ratusan komentar dari para netizen. Mayoritas komentar juga bernada lucu.
@pyu_pu2t menulis komentar: "Faktanya : Bajunya bapak sedikit bajunya ibu seabreeek d Almari. (emoticon tertawa).
@pujiastuti19855: "Soal nya yg sering belanja baju mak mak pak (emoticon tertawa)".
@tsyabilah: "Asa kacida nya pak @ridwankamil (emoticon tertawa)."
@hendy_nurrokhman: "Dulu, pendekar2 romawi dan yunani bahkan pake baju daster pendek. Tetap kliatan perkasa. He3".
Editor: Agus Warsudi