UNESCO Tinjau Ulang Status Geopark Ciletuh, Guru Besar Unpad: Bisa Kartu Merah atau Hijau

BANDUNG, iNews.id - Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) menilai status Geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, akan sangat tergantung pada pengembangan selama beberapa tahun terakhir. United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) berencana akan meninjau ulang status Geopark Ciletuh-Palabuhanratu pada 2021 mendatang.
Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Unpad Mega Fatimah Rosana mengatakan, peninjauan ulang Unesco bertujuan untuk menentukan apakah Geopark Ciletuh-Palabuhanratu masih layak ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp).
“Ini sesuai aturan. Kita dapat penetapannya 5 tahun sekali. Pas di tahun ke-4 kita akan divalidasi kembali,” kata Mega, dalam keterangan resmi Unpad, Rabu (25/11/2020).
Diketahui, Geopark Ciletuh-Palabuhanratu telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp) sejak 2018. Menginjak tahun ke-4, yaitu 2021, Unesco akan memvalidasi kembali status Geopark Ciletuh untuk menilai sejauh mana progres dari pengembangan kawasan tersebut.
Lewat validasi ini, pemerintah diminta untuk mengirimkan dokumen yang berisikan progres pengembangan kawasan Geopark dari sektor edukasi, konservasi, dan ekonomi.
Salah satu yang dinilai adalah tingkat kunjungan wisatawan selama ditetapkan sebagai UGG. “Selain itu, nanti juga akan dilihat apakah ada peningkatan ekonomi dan peningkatan infrastruktur,” ujar Prof Mega.
Guru besar yang aktif melakukan penelitian di kawasan Ciletuh-Palabuhanratu sejak 2005 ini mengungkapkan, dokumen progres paling lambat diterima UNESCO pada Januari 2021. Nantinya, UNESCO akan mengirimkan tim asesor untuk menilai secara langsung kondisi Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.
Dari proses validasi ini, akan menghasilkan tiga kemungkinan penilaian. Pertama, UNESCO akan memberikan kartu merah bila tidak ada progres kemajuan sama sekali selama ditetapkan sebagai UGG.
“Kalau kartu merah, otomatis status UGGp-nya akan dicabut. Bila ingin mendapatkan status UGGp lagi maka harus mengajukan lagi dari nol,” tuturnya.
Kemungkinan kedua adalah pemberian kartu kuning. Penilaian ini diberikan UNESCO apabila Geopark Ciletuh-Palabuhanratu memiliki progres pengembangan tetapi ada beberapa yang belum optimal.
Nanti, Unesco akan memberikan target selama 2 tahun untuk melakukan pembenahan. Bila target tidak dicapai, otomatis Geopark Ciletuh-Palabuhanratu akan mendapat kartu merah. “Kalau diselesaikan kita dapat kartu hijau, status UGGp diperpanjang lagi,” kata Prof Mega.
Editor: Agus Warsudi