Tuntut Transparansi, Massa Pendukung Bakal Cakades KBB Gerudug Kampus Unjani
CIMAHI, iNews.id - Massa pendukung Deri Sulaeman, bakal calon kepala desa (cakades) Kertajaya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mendatangi Kampus Unjani Cimahi, Senin (8/11/2021) siang. Mereka mempertanyakan sistem ujian tes seleksi akademis dan transparansi penilaian kepada tim penilai dari kampus Unjani.
Kedatangan mereka ke kampus itu lantaran Unjani ditetapkan Pemkab Bandung Barat menjadi tempat pelaksanaan ujian bagi bakal cakades dari desa yang pendaftarnya lebih dari lima kandidat.
"Kami menuntut transparansi dari Unjani bagaimana sistem penilaian yang dilakukan, jangan sampai ada yang dirugikan. Misalnya peserta dari yang seharusnya lulus jadi tidak, begitu pun sebaliknya dari yang semestinya tidak lulus jadi lulus," kata Pendukung Deri Sulaeman saat ditemui di Unjani, Ruly Wardiana.
Pihaknya merasa tidak puas dengan hasil penilaian seleksi karena bakal Cakades Deri Sulaeman ada di peringkat tujuh. Padahal berdasarkan perhitungannya semestinya yang bersangkutan ada di posisi lima besar. Hal itu menjadi pertanyaan kenapa calon yang peringkat keempat dan kelima bisa masuk.
Berdasarkan ranking seleksi bakal cakades Kertajaya peringkat pertama ditempati Fauzi Syamdul Munawar dengan total nilai 7,46. Kemudian Robby Lesmana 6,78, Nabila Mutiara 6,38, Wakiyat 6,26, Asep Samsudin 6,15, Ferri Ramadhan 4,64, Deri Sulaemen dengan nilai 4,55. Sedangkan Budiman 3,86 dan Junaidi dengan nilai 3,74.
"Kami juga mempertanyakan kejanggalan soal Perbup 10/2021 yang sosialisasinya mepet karena dua hari sebelum pelaksanaan seleksi. Serta hasil ujian bakal cakades yang sudah tersebar, padahal panitia di tingkat desa dan bakal cakades belum menerimanya," ujar Ruly.
Pendukung lainnya Arisandi menilai, jika dengan tersebarnya hasil ujian sebelum diterima bakal cakades telah mencoreng pesta demokrasi pilkades serentak di KBB. Apalagi pihak Unjani juga tidak mau menunjukkan nilai hasil seleksi dengan alasan harus menghadirkan panitia tingkat desa dan kabupaten.
"Ini ada kejanggalan, Deri Sulaeman yang sudah pernah dua kali ikut seleksi dan lulus, tapi pada seleksi sekarang tidak lulus. Makanya tuntutan kami adalah transparansi penilaian dan perankingan," ujarnya.
Editor: Asep Supiandi